Mohon tunggu...
Healthy

Rudimenter Tulang Manusia

25 Oktober 2017   23:37 Diperbarui: 25 Oktober 2017   23:55 5728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arti dari rudimenter berdasarkan KBBI arinya adalah 'bersifat dasar'. Berarti tulang yang mengalami rudimenter dapat dibilang kembali lagi ke sifat dasar atau kembali ke bentuk semula, misalnya tulang keras yang tadinya sudah panjang akan mengecil atau menyusut. Tapi proses rudimenter ini memerlukan waktu yang sangat panjang, lebih seperti evolusi.

Jean Baptise de Lamarck melalui teori evolusinya secara tidak langsung menjelaskan adanya spesies tidak diciptakan dalam bentuknya yang sekarang ini, tetapi merupakan hasil evolusi dari spesies nenek moyangnya. Untuk manusia misalnya, evolusinya diyakini berasal dari nenek moyang seekor kera karena memiliki bentuk tubuh dan struktur DNA yang sangat mirip dengan manusia. Kera tersebut secara perlahan mengalami perbaikan secara biologis selama jutaan tahun sehingga menjadi manusia.

Charles Darwin merupakan ilmuwan yang berkebangsaan Inggris. Ia mengungkapkan hal mengenai nenek moyang manusia adalah seekor kera. Kesimpulan yang diambilnya itu berdasarkan penemuan - penemuan tulang belulang hewan, manusia purba, dan kera purba. Kera tersebut mengalami perbaikan biologis secara berharap selama jutaan tahun, sehingga menjadi seorang manusia. Secara DNA juga dijelaskan bahwa kera memiliki DNA ynag sangat mirip juga dengan manusia. Namun, teori ini masih belum ditemukan penyambungnya sehingga sulit untuk diterima.

Dengan membahas evolusi, berikut adalah contoh evolusi tulang yang berlangsung pada manusia:

  • Tulang Koksigeal (os.coccys)

boneandspine.com
boneandspine.com
Tulang koksigeal adalah nama lain dari tulang ekor yang ada di manusia. Pada teori, mereka menyebutkan bahwa manusia merupakan satu species dengan kera yang dulu memiliki ekor. Fungsi ekor sendiri untuk menyeimbangkan tubuh saat bergelantung pada pohon atau memanjat pohon, tetapi sekarang jarang ada manusia yang memanjat pohon dan bergelantungan, hal ini mengakibatkan ekor sudah tidak berfungsi lagi. Lama-kelamaan tulang ekor mengalami rudimenter dan menyisakan apa yang ada di tubuh manusia sekarang ini, yaitu tulang ekor yang sangat kecil atau biasa disebut tulang koksigeal. Beberapa fungsi tulang koksigeal yang diketahui saat ini masih ada yaitu untuk menunjang beberapa otot bagian belakang serta menopang saat duduk dan memiringkan badan. Selain itu tulang koksigeal juga menopang posisi anus.
  • Gigi Geraham Tambahan (molar 3)

jawsurgeryblog.com
jawsurgeryblog.com
Dahulu manusia purba lebih sering mengonsumsi tumbuh-tumbuhan dalam jumlah besar dan jarang mengonsumsi daging-dagingan. Karena hanya tumbuh-tumbuhan yang dimakan, mereka harus makan sebanyaknya agar dengan cepat untuk memenuhi kebutuhannya dalam sehari. Untuk itu, muncullah satu set gigi geraham tambahan (terletak paling belakang) sehingga membuat proses mengunyah menjadi lebih produktif.

Namun seiring dengan evolusi yang menyebabkan perubahan pola makan manusia, maka rahang manusia menjadi lebih kecil dan gigi geraham tambahan tersebut menjadi tidak berguna. Pada populasi tertentu, gigi geraham tambahan ini sudah jarang ditemukan lagi meskipun ada juga yang masih memilikinya.

Setelah mengamati kedua hal tersebut dapat kita pahami bahwa proses rudimenter akan terjadi jika tulang yang tidak digunakan itu hanya akan menghabiskan tenaga dan tidak berbuah apapun. Contohnya seperti tulang ekor, sampai sekarang tulang itu masih ada karena masih dianggap mempunyai fungsi penting yaitu untuk menunjang beberapa otot bagian belakang serta menopang saat duduk dan memiringkan badan. Selain itu tulang koksigeal juga menopang posisi anus.

Jika kita masih mempunyai ekor, kita mungkin hanya akan kelelahan karena ekor itu tidak digunakan dan hanya menghabis-habiskan energy yang ada di tubuh kita, maka itu lama-kelamaan akan menghilang. Jika memang tulang itu masih berfungsi, tulang itu tidak akan menghilang sepenuhnya seperti tulang ekor dan gigi geraham itu. Dalam kasus ini kita dapat membandingkan, manusia yang memiliki tulang ekor, lebih banyak daripada yang memiliki gigi geraham tambahan di paling belakang giginya. Hal ini disebabkan karena memang manusia yang sekarang tidak membutuhkannya dan lebih membutuhkan gigi yang sesuai dengan apa yang manusia itu minta.

Kita dapat menyimpulkan bahwa seterusnya tulang kita dapat berubah, tapi tidak akan hilang sepenuhnya, pasti akan ada bekas-bekas yang masih tersisa diantara manusia yang tidak mengikuti perkembangan zaman. Tapi teori rudimenter ini memang tidak dapat dibantah karena pasti zaman kita akan berubah, contohnya saja sekarang anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah daripada anak-anak 2000-an awal kebawah. 

Kenapa? Karena sekarang mereka lebih sering di rumah dan tidak melakukan aktifitas yang bisa menjadikan mereka kuat, mereka hanya bisa menghindari bukan melawan balik seperti yang dilakukan oleh generasi terdahulu. Tapi tidak selamanya kita dapat menghindar bukan? Hal ini yang menjadikan kekurangan anak generasi ini, yaitu takut melawan balik hal yang dianggap sebagai 'musuh' dan menggantungkan diri pada teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun