Seperti halnya  ketika di dusun itu mengadakan gotong royong untuk membangun dusun itu sangat baik, semua warga ikut serta dan aktif dalam melaksanakan gotong royong tidak membandingkan dan membedakan muslim maupun non muslim baik dalam bidang pendidikan,budaya dan keagamaan seluruh warga masyarakat gempol itu sangat kompak, tetapi tidak lepas dari keyakinanya.
Dan juga adat sosial yang ada di dusun gempol ini sanga menonjol, contohnya saling menyapa ketika bertemu pada saat simpangan, terlebih lagi pada saat ada acara kegiatan dusun, warga masyarakat gempol itu udah seperti layaknya saudara kandung, saling tukar cerita, saling ngobrol saling tertawa dan tidak ada pembedaan antar warga, padahal juga tidak dalam satu keluarga tetapi rasanya seperti saudara sendiri, jadi tidak ada rasa sungkan atau risih.
Dalam bersosialisasi antar manusia dalam hidup di lingkungan masyarakat  pasti juga terdapat banyak manfaat atau dampak positifnya baik dari segi individu maupun sosial.
Manfaat bersosialisasi untuk kesehatan mental
Sebelum membahas manfaat bersosialisasi untuk kesehatan mental, manfaatnya untuk kesehatan fisik juga tak terbantahkan. Orang yang aktif bersosialisasi memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat, utamanya bagi lansia. Selain itu, beberapa manfaat bersosialisasi untuk kesehatan mental adalah:
1. Menghindari depresi
Berinteraksi dengan orang lain akan membuat perasaan menjadi lebih senang. Dalam jangka panjang, bersosialisasi akan mengurangi risiko mengalami depresi. Itulah sebabnya ada orang yang efektif memperbaiki mood mereka dengan cara membangun koneksi sosial bersama orang lain.
2. Menurunkan risiko demensia
Bagi lansia, bersosialisasi baik untuk kesehatan mental. Dalam penelitian, orang yang terbiasa terkoneksi dengan orang lain menunjukkan daya ingat dan kemampuan kognitif yang lebih baik. Dalam jangka panjang, lansia yang masih aktif bersosialisasi jarang mengalami demensia dibanding yang terisolasi secara sosial.
3. Merasa nyaman
Interaksi sosial bisa membuat seseorang merasa nyaman, dengan caranya masing-masing. Mungkin bagi social butterfly, hinggap dari satu kelompok ke kelompok lain sudah menjadi kewajiban bagi mereka. Tapi tentu berbeda dengan orang introvert yang bisa merasa kehabisan energi jika bertemu terlalu banyak orang.Namun terlepas dari apakah seseorang introvert atau ekstrovert, tetap saja interaksi sosial menimbulkan rasa nyaman. Sebut saja bagi introvert, mereka merasa nyaman bersosialisasi dengan orang-orang terdekat tempat mereka bisa berbicara dan menuangkan keluh kesah apapun.