Mantan Bupati Morowali periode 2007-2018 bersuara. Dirinya mengungkapkan bahwa pemerintah setempat yakni Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Morowali dan DPRD Morowali tegas kepada pihak PLN Suluttenggo. Hal ini berkaitan dengan pemadaman listrik bergilir yang telah berlangsung sejak 15-21 Maret 2021. Mengapa pada akhirnya Anwar Hafid bersuara lagi? Sebab, menurut fakta di lapangan, pemadaman listrik di Morowali masih terjadi selang sebulan setelah diterbitkannya surat himbauan Nomor 20/PMD/BKU/III/2021 dari Manajemen ULP Bungku tepatnya bulan Mei 2021.Â
Tentu bukan Anwar Hafid saja yang mengeluh atas hal ini, warga pun juga pasti merasakan dampak dari pemadaman listrik bergilir yang bahkan sudah berlangsung kurun waktu dua bulan. Hal ini pasti akan merugikan masyarakat, baik pemakai listrik keluarga atau sebuah bisnis.Â
Menurut penjelasan Anwar Hafid, PLN Rayong Bungku bahkan sudah megantongi puluhan miliar dari APBD Morowali untuk mengalirkan kelistrikan ini ke masyarakat. Jika memang PLN sudah mendapatkan dana dari APBD Morowali, tentu PLN menjadi memiliki tanggung jawab kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan yang terbaik, selayaknya pepatah pembeli adalah raja.
Anwar memang mengatakan bahwa permasalah ini harus diselesaikan bersama, namun tidak melalaikan tanggung jawab karena sudah ada dana yang telah dikucurkan untuk melayani masyarakat yang membutuhkan listrik demi keberlangsungan hidup. "Pemda dan DPRD harus mendesak PLN Suluttenggo, misalnya saja dengan meminta bantuan tambahan daya listrik dari smelter PT IMIP," paparnya.Â
Dirinya juga telah membantu menyambungkan kepada pihak PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) mengenai kondisi listrik di Morowali. Anwar menjabarkan, hasil komunikasi tersebut menghasilkan rumusan bahwa pihak perusahaan bersedia untuk membantu masyarakat di Morowali dengan memberikan tambahan pasokan daya listrik PLN. "Namun, sepanjang PLN menyetujui hal tersebut. Tinggal pihak PLN saja yang mau atau tidak," tutupnya.Â
Ya semoga, PLN dapat segera memberikan solusi bagi masyarakat di Morowali. Sebab, tidak terbayangkan jika Morowali harus gelap gulita lagi, seperti saat PT IMIP masih belum hadir di Sulawesi Tengah. Apakah kamu bisa membayangkan hal itu terjadi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H