Pendidikan di Indonesia memiliki berbagai tantangan, seperti kurangnya aksesibilitas, kualitas yang tidak merata, dan kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Terkhusus di Indonesia timur. Banyak sekali sekolah di Indonesia timur yang belum memiliki fasilitas yang lengkap seperti laboratorium komputer, laboratorium IPA dan beberapa fasilitas lainnya.Â
Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia timur. Namun jika ditanya apakah kekurangan fasilitas tersebut membuat pelajar di Indonesia timur tidak bisa berkembang di kota besar?
Jawabannya adalah Tidak, menjadi pelajar Timur tidak membuat seseorang tidak bisa mengembangkan bakat di kota besar. Kemampuan untuk mengembangkan bakat tidak terkait dengan asal geografis atau budaya seseorang. Kota besar sering kali menyediakan lebih banyak kesempatan dan sumber daya untuk mengembangkan banyak bidang bakat, termasuk seni, musik, olahraga, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
Dalam kota besar, terdapat beragam institusi pendidikan, pusat seni dan budaya, klub dan komunitas, serta acara-acara khusus yang dapat membantu seseorang mengasah dan mengembangkan bakat mereka. Di samping itu, kota besar juga memiliki akses yang lebih mudah ke berbagai guru, pelatih, dan profesional dalam bidang tertentu yang dapat membantu dalam pengembangan bakat.
Namun, penting bagi seseorang untuk memiliki motivasi, semangat, dan dedikasi dalam mengembangkan bakat mereka, baik itu sebagai pelajar Timur ataupun dari latar belakang budaya lainnya. Terbuka terhadap peluang yang ada di sekitar dan memiliki kemauan untuk belajar dan berkembang juga akan membuka pintu bagi pengembangan bakat di kota besar atau di mana pun seseorang berada.
Hal ini dibuktikan oleh beberapa orang hebat dari Indonesia Timur seperti;
Caesar Archangels HM Tnunay Seorang pelajar Sekolah Dasar Negeri Inpres Buraen 2 di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, berhasil meraih juara 1 olimpiade matematika dan sempoa tingkat internasional yang diselenggarakan Abacus World Internasional.
Fidelis Leo Lanko - Mahasiswa asal Timika, Papua, yang menerima beasiswa dari Program Dasar Hukum Kejahatan Internasional (IntLawHC) untuk melanjutkan studi S3 di bidang hukum internasional di Belanda.
Evan Bayu Perdana, seorang pelajar asal Nusa Tenggara Timur, yang meraih medali perunggu dalam ajang Olimpiade Sains Asia Tenggara (SEAMO) pada tahun 2019.Â
Pada dasarnya timur bukanlah alasan seseorang tidak bisa berkembang. Indonesia timur tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkembang dan meraih prestasi nasional maupun internasional. Prestasi seseorang dalam bidang apapun cenderung bergantung pada dedikasi, kerja keras, bakat, dan kesempatan yang dimiliki individu tersebut.Â
Meskipun infrastruktur dan aksesibilitas pendidikan mungkin berbeda di berbagai daerah,namun pelajar dari Indonesia Timur masih memiliki potensi yang sama untuk meraih prestasi berprestise internasional jika mereka mampu melengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan serta kesempatan yang tepat.
Selain itu, dukungan dari lingkungan, keluarga, sekolah, dan komunitas juga dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi seseorang. Banyak pelajar dari daerah Timur Indonesia telah membuktikan keberhasilan mereka dengan meraih prestasi dalam bidang-bidang seperti sains, matematika, bahasa, olahraga, seni, dan lain sebagainya.
Jadi, meskipun ada tantangan khusus yang dihadapi oleh pelajar dari daerah Timur Indonesia, dengan dedikasi, motivasi, dan kesempatan yang tepat, mereka memiliki potensi yang sama untuk meraih prestasi internasional. Mari kita buktikan bahwa TIMUR BUKAN MENJADI ALASAN!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H