Mohon tunggu...
Ebrilianty
Ebrilianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hai, kebetulan hobi aku berenang dan topik konten favoritku adalahh tentang make up dan skincare hehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesehatan Masyarakat Era DBD yang Mengatasi Tantangan dan Membangun Solusi Berkelanjutan

16 September 2024   21:49 Diperbarui: 16 September 2024   21:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

KESEHATAN MASYARAKAT ERA DBD YANG MENGATASI TANTANGAN DAN MEMBANGUN SOLUSI BEKELANJUTAN

EBRILIANTY YUGANING DJATMIKO/191241007 

KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dengan angka kejadian yang terus meningkat di berbagai belahan dunia, tantangan dalam penanganan DBD memerlukan perhatian serius dari berbagai sektor, khususnya kesehatan masyarakat.

Virus ini sudah sejak lama mengancam kehidupan manusia dan kesehatan secara global. Sekitar tiga miliar manusia di dunia ini berisiko dan terjadi sekitar 20.000 kematian akibat DBD. Brazil merupakan negara dengan peringkat satu karena mencapai lebih dari 120.000 orang merupakan korban penyakit demam berdarah. Indonesia sendiri merupakan negara kedua terbesar di dunia dengan angka kejadian dengue lebih dari 120.000 manusia.

Salah satu tantangan utama dalam mengendalikan DBD adalah siklus hidup nyamuk penyebar virus. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di lingkungan yang tergenang air, seperti bak mandi, pot tanaman, dan sampah. Dengan urbanisasi yang pesat, banyak daerah perkotaan yang mengalami masalah dengan pembuangan sampah dan sanitasi, sehingga menciptakan tempat berkembang biaknya nyamuk. Selain itu, perubahan iklim global juga memperburuk situasi dengan menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi nyamuk tersebut.

Tantangan terbesar lain yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi DBD yakni, surveilans yang masih bersifat pasif. Dimana laporan hanya dibuat berdasarkan laporan dari rumah sakit, sedangkan kita masih belum dapat mengestimasikan jumlah kasus yang asli. Lalu manajemen kasus meskipun angka kematian dapat ditekan hingga 1%, kita masih berharap agar angka ini masih terus bisa diturunkan lagi dan jangan ada lagi kasus-kasus yang datang terlambat. Kemudian yang terakhir dan paling penting adalah partisipasi masyarakat. Peran masyarakat untuk ikut serta secara konsisten menjaga lingkungannya tidak terjangkit DBD memang masih sulit, hal tersebut masih sangat sulit karena masyarakat mudah lupa dan bosan untuk mematuhi gerakan 3M plus, yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang yang tidak terpakai. Terlebih lagi, di saat kasus DBD mulai berkurang, masyarakat akan menganggap aman dan menjadi lengah sehingga saat terjadinya ledakan kasus, masyarakat hanya bersikap reaktif.

Dalam menghadapi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat menjadi sangat krusial. Pendekatan kesehatan masyarakat yang efektif harus mencakup upaya pencegahan, pengendalian, dan pendidikan. Upaya pencegahan yang paling efektif adalah pengendalian populasi nyamuk. Ini termasuk kampanye pembersihan lingkungan untuk menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk.

Selain itu, program edukasi dan penyuluhan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah gigitan nyamuk dan mengenali gejala DBD sejak dini. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk kampanye di media massa, seminar, dan distribusi materi informasi.

Penguatan sistem surveilans dan deteksi dini juga penting untuk mengendalikan DBD. Dengan memantau data kasus secara real-time, otoritas kesehatan dapat mengidentifikasi dan merespons wabah lebih cepat. Penelitian dan pengembangan vaksin serta terapi baru juga merupakan bagian dari upaya jangka panjang dalam mengatasi DBD. Investasi dalam penelitian ini penting untuk menemukan solusi yang lebih efektif dan permanen terhadap penyakit ini.

Secara keseluruhan, penanganan DBD menghadapi tantangan besar, termasuk pengendalian nyamuk, surveilans pasif, dan rendahnya partisipasi masyarakat. Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan pencegahan, edukasi, dan pengendalian yang efektif. Peran kesehatan masyarakat sangat penting dalam mengimplementasikan strategi ini, seperti kampanye pembersihan lingkungan, edukasi berkelanjutan, dan penguatan sistem surveilans. Dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, dampak DBD dapat dikurangi dan kesehatan masyarakat lebih terlindungi.

KATA KUNCI : Edukasi, Kesehatan, Nyamuk, Pencegahan, Virus.

DAFTAR PUSTAKA

Belinda, Gracia. 2019. Demam Berdarah: Penyebab, Gejala, Cara Pengobatan dan Pencegahan. https://www.honestdocs.id/demam-berdarah [online]. (diakses tanggal 12 September 2024)

Hafiq. 2016. Demam Berdarah Dengue: Tantangan Indonesia. https://fkkmk.ugm.ac.id/demam-berdarah-tantangan-indonesia/ [online]. (diakses tanggal 12 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun