Mohon tunggu...
Ebiet Wede
Ebiet Wede Mohon Tunggu... Lainnya - http://ceritaexpresi.blogspot.com

Flores Indonesia Saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Mama Tuti dan Huruf F Warna Biru (Facebook)

12 Juni 2020   12:59 Diperbarui: 12 Juni 2020   12:52 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Selamat berhari Minggu
Dari Mengeruda, Kutitip salam rindu buat sahabat _ sahabatku semua
Salam damai......

Siang itu, di Pasar suasana sangat ramai, mungkin karena pasarnya seminggu sekali,atau karena penjual dan pembelinya banyak yang datang entalah,

Hiru pikuk ada yang hilir mudik, ada yang teriak teriak menjajakan dagangannya, diseberang sana, mas penjual bakso memukul mukul mangkok kosong yang bunyinya berisik mengganggu pendengaran, dari telinga turun ke perut yang hasil akirnya  lapar dan baksonya laris manis.
ada penjual es krim, penjual sapi, kerbau, babi, ada pembeli yang mengejar ayamnya yang lepas, kenapa kejar ayam di tengah pasar om??? Ayam lepas dari tangan le, lain kali hati hati e....om.

Intinya hari itu suasannya,panas,gaduh dan bising
yang sering  ke pasar mingguan pasti tahu suasana ini.

Tidak sengaja mata saya melirik ke arah kumpulan  terung ungu segar yang kelihatan  baru dipanen, satu kumpul isinya  lima ukurannya, sebesar kepalan orang dewasa harga perkumpul  Rp.5000,  Tidak lupa saya membeli cabai atau Lombok  yang kami bilang koro  dan tomat yang kami bilang tagalai, kalau mereka diulik bersama di dalam cobe namanya berubah menjadi koro tagalai ( sambal tomat), rasanya pedas pedas nikmat.

Semua jenis sayuran berjejer rapi di sepanjang lorong pasar tersebut, ada kangkung,daun singkong, pucuk labu,bunga pepaya,sawi sendok, sayur kol dan masih banyak lagi

""Om sayur kol om, sayur kol om, makan daging anjing dengan sayur kol om'''
Teriak ibu ibu yang menawarkan dagangannya.
Hi....hi....hi.... Seperti lagu di pesta pesta saja.

Setelah belanjaannya beres saya bergegas pulang ,tidak sengaja kaki kiri saya menginjak kaki kanan  ibu ibu yang berdiri di  samping  saya.
Maaf Bu tidak sengaja.

Dia hanya mengangguk sambil  meringgis  kesakitan, kemudian dia kembali  berteriak teriak menawarkan kain tenunan motif daerah yang ada di tangannya, kainnya indah sekali dengan warna kasnya  hitam kuning dengan motif motif yang permai.

Dia mengenakan Kaus hijau, serasi dengan rok warna pink garis garis biru, rambutnya sengaja dikepang dua dengan pita kupu kupu jingga di kedua kepang rambutnya, ditambah bandrol ungu melekat manis di rambut rodunya menambah panasnya suasana pasar, saya merasa kalau semua penjual  kostumnya begini pasti seluruh pasar akan terbakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun