Termasuk ketika di awal tahun ini saya memutuskan untuk mengambil kredit rumah yang nilai angsuran tiap bulannya mepet dengan gaji bulanan dari perusahaan. Lagi-lagi, masih saja ada orang-orang terdekat yang meragukan dan menganggap hal itu adalah sesuatu yang mustahil. Mimpi!
Tetapi sekali lagi, tidak dengan menggunakan perhitungan matematika, kebutuhan untuk membayar angsuran tiap bulan selalu terjawab meski mepet. Rumah mungil ini pun akhirnya saya huni, Januari 2018.
Energi itu Dalam Diri Kita
Seringkali memang muncul pertanyaan dalam benak saya: "Kok bisa saya kuliah S2? Kok bisa saya punya rumah sendiri? Kok bisa saya bayar cicilan kredit tiap bulan? Padahal gaji cuma segini,"
Pertanyaan-pertanyaan itu tak akan pernah bisa saya jawab. Namun, satu hal yang saya pahami, di dalam diri setiap orang, termasuk saya dan anda, ada energi baik yang mendorong untuk mewujudkan hal-hal yang positif untuk kehidupan.Â
Persoalannya, seringkali energi baik itu yang kita abaikan. Kita justru sibuk memikirkan jawaban atas keragu-raguan yang dilontarkan oleh orang-orang di sekitar.Â
Alih-alih mendorong diri sendiri untuk dapat mewujudkan mimpi-mimpi kehidupan itu, tak sedikit dari kita yang justru menarik diri lalu tenggelam bersama keragu-raguan yang muncul bersama lontaran-lontaran pernyataan dari orang lain.
Kini, masih ada langkah-langkah besar yang akan saya ambil.
Masih saja, bagi sebagian orang yang sudah tahu rencana saya, Â mengatakan bahwa rencana saya yang satu ini tidak akan berhasil.Â
Tetapi yang jelas, seperti terjadi sebelum-sebelumnya, jalan menuju ke sana masih membentang meski sempit.
Energi baik dari dalam hati, akan membuat jalan yang kini masih tampak samar, akan terang benderang.Â