Meskipun AI bisa mempercepat akses ke materi pendidikan, penggunaannya bisa memperburuk ketimpangan pendidikan. Mahasiswa yang tidak memiliki akses ke teknologi atau internet yang memadai mungkin tertinggal, sementara mereka yang lebih beruntung dapat memanfaatkan AI untuk mendapatkan materi lebih cepat dan lebih mudah. Hal ini dapat menciptakan kesenjangan dalam kualitas pembelajaran antara mahasiswa dari latar belakang sosial ekonomi yang berbeda.
6. Risiko Pengurangan Kualitas Pekerjaan Akademik
AI dapat menyarankan referensi atau menghasilkan konten dengan cepat, namun tidak selalu dengan akurasi atau pemahaman yang mendalam. Mahasiswa yang bergantung pada alat AI untuk menyelesaikan penelitian atau menulis esai mungkin kehilangan kualitas dan orisinalitas dalam pekerjaan akademik mereka. AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan kreativitas manusia, pemikiran kritis, dan analisis yang mendalam yang diperlukan untuk menghasilkan karya yang benar-benar bermutu.
7. Penyalahgunaan dalam Penilaian dan Evaluasi
AI yang digunakan dalam sistem penilaian dapat memiliki kekurangan dalam hal objektivitas dan akurasi. Misalnya, jika algoritma yang digunakan untuk menilai tugas mahasiswa tidak diperbarui atau disesuaikan dengan baik, maka bisa jadi terdapat bias yang tidak disadari dalam proses evaluasi. Hal ini dapat merugikan mahasiswa, terutama yang memiliki gaya belajar atau kemampuan yang berbeda dari yang diperkirakan oleh algoritma.
Solusi untuk Mengatasi Bahaya AI pada Mahasiswa
Untuk meminimalisir dampak negatif dari AI, beberapa langkah bisa diambil oleh pihak universitas, dosen, dan mahasiswa itu sendiri:
- Pendidikan tentang Penggunaan Etis AI: Mahasiswa perlu diberi pemahaman tentang penggunaan AI yang etis, termasuk pentingnya integritas akademik dan bagaimana menghindari plagiarisme.
- Pengembangan Keterampilan Kognitif: Sebagai bagian dari kurikulum, mahasiswa perlu dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri, agar mereka tidak terlalu bergantung pada teknologi.
- Peningkatan Kesadaran Keamanan Data: Mahasiswa harus diberikan edukasi mengenai pentingnya melindungi data pribadi mereka dan memahami risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi berbasis AI.
- Pendekatan Humanistik dalam Penggunaan AI: Penggunaan AI dalam pendidikan harus dilihat sebagai alat bantu, bukan pengganti interaksi manusia atau kreativitas. Oleh karena itu, AI harus digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, bukan menggantikannya.
Penutupan
AI adalah alat yang sangat berguna jika digunakan dengan bijak, tetapi jika disalahgunakan, dapat membawa dampak negatif yang signifikan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang mendukung pengembangan pribadi, intelektual, dan profesional mahasiswa, tanpa mengorbankan keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H