Manado -- Kelompok Modul Nusantara Bunaken, Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 3 Universitas Sam Ratulangi Manado melaksanakan kegiatan kontribusi sosial dengan tema "Ambong Incredible Village" di Desa Likupang Kampung Ambong, Kecamatan. Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, Jumat s.d Sabtu (10-11/11/2023).
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memungkinkan mahasiswa mengikuti perkuliahan selama satu semester di perguruan tinggi di luar pulau domisili dan perguruan tinggi asal. Mahasiswa PMM 3 Unsrat terdiri dari 108 mahasiswa dari sabang sampai merauke yang berkesempatan belajar di Universitas Sam Ratulangi Manado selama satu semester. Kemudian, 108 orang ini dibagi menjadi 4 Kelompok Modul Nusantara yang beranggotakan masing-masing 27 mahasiswa per kelompok.
Modul Nusantara merupakan mata kuliah khusus sebanyak 4 SKS yang memfasilitasi pembelajaran tentang keberagaman nusantara, khususnya keragaman budaya dan keunikan daerah lokasi Perguruan Tinggi (PT) Penerima. Dalam melaksanakan Modul Nusantara ini juga mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelas atau kelompok dengan seorang Dosen Pembimbing bersama seorang Mentor untuk membantu Dosen dan Mahasiswa. Modul Nusantara terdiri atas 16 aktivitas yang mengusung 4 tema utama, yaitu kebinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial.
Kegiatan kontribusi sosial merupakan salah satu kegiatan modul Nusantara yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kepeduliaan dan kepekaan terhadap kondisi sosial disekitar mereka. Kegiatan ini berbeda dengan sub-modul nusantara lainnya yang pelaksanaannya direncakan oleh Dosen Pembimbing. Kegiatan ini berbasis project yang segala persiapannya dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pertanggungjawabannya diserahkan secara penuh kepada kelompok mahasiswa.
"Kami memilih Desa Likupang Kampung Ambong sebagai sasaran dalam kegiatan kontribusi sosial kelompok kami karena melihat adanya permasalahan yang tidak dapat disepelekan di desa ini, yaitu sampah yang masih berserakan dimana-mana. Kami melihat tidak adanya tempat sampah di desa ini, bahkan di tempat umum sekalipun, seperti di Balai Desa, Tempat Ibadah, dan Sekolah." Tutur Diggeo selaku Ketua Pelaksana Kegiatan.
Kegiatan hari pertama  berpusat  di SD Inpres Kampung Ambong. Kegiatan ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu kegiatan penyuluhan kesehatan dengan memberikan materi cara menjaga kebersihan diri seperti cara mencuci tangan yang baik dan benar serta pentingnya menggunting kuku secara rutin. Pengajaran cara pembuatan karya seni Tie-Dye langsung dengan melakukan praktik. Penghijauan lingkungan sekolah dengan melakukan penanaman pohon dan bunga serta mengajarkan cara merawat tanaman tersebut. Kegiatan ditutup dengan membagikan alat tulis, snack dan susu UHT kepada siswa. Bantuan alat kebersihan seperti Hand Sanitizer juga diberikan kepada pihak sekolah yang akan digunakan para siswa di setiap kelas untuk menjaga kebersihan.
Kepala Sekolah, Bapak Akson Dalendeng mengatakan, "Kami pihak sekolah sangat senang setiap kali ada mahasiswa yang ingin melakukan pengajaran dan memberikan hal positif yang menambah wawasan siswa. Kami sangat mengapresiasi program PMM yang berdampak positif, semoga program-program seperti ini tetap berlanjut dan meningkat".
Kegiatan hari kedua yaitu melakukan kerja bakti bersih lingkungan bersama masyarakat desa. Pembersihan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok satu melakukan pembersihan daerah pemukiman warga. Kelompok dua melakukan pembersihan di area pesisir pantai.
"Sampah yang ada di pesisir pantai ini tidak sepenuhnya sampah dari masyarakat desa, melainkan sampah kiriman dari daerah pesisir pantai lainnya yang kemudian sampahnya terbawa ombak dan terdampar di pesisir pantai desa kami." Ujar Ibu Nova Mandianga, warga desa yang turut serta bersih-bersih di pesisir pantai.
"Likupang memang sangat terkenal dengan masalah sampah yang masih berserakan di pesisir pantai, padahal pantai di Likupang sebenernya sangat indah dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya yang ada di Minahasa. Kami berharap pemerintah dapat melakukan kebijakan untuk mengatasi permasalahan ini," tambahnya.
Setelah melakukan kerja bakti, Kegiatan dilanjutkan dengan berbagi sembako kepada beberapa keluarga yang membutuhkan. Data keluarga ini didapatkan dari Hukum Tua (Kepala Desa) agar pemberian bantuan tepat sasaran. Pembagian dilakukan mahasiswa dengan sistem Door to Door. Mahasiswa datang ke rumah keluarga, berbincang-bincang dan memberikan bantuan sembako secara langsung kepada yang bersangkutan.
Kegiatan ditutup dengan makan bersama warga desa, pemberian tempat sampah, pembagian bibit pohon, hand sanitizer, dan plakat sebagai kenang-kenangan dan ucapan terima kasih kepada pihak desa Likupang Kampung Ambong yang telah memberi kesempatan untuk melakukan kegiatan ini.
"Tidak banyak yang dapat kami berikan dalam kegiatan kontribusi sosial ini, tetapi kami berharap apa yang telah kami lakukan selama 3 hari ini dapat memberikan manfaat baik terhadap warga desa Likupang Kampung Ambong. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan semangat dan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan," Tutup Ebenezer sebagai Ketua Kelompok Modul Nusantara Bunaken sekaligus penanggung jawab kegiatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H