Mohon tunggu...
Eben  Manurung
Eben Manurung Mohon Tunggu... Insinyur - Hanya membaca dan menuangkan dalam tulisan.

Bekerja di lingkungan Telkom Group Bidang Energy Management. Tertarik dalam dunia sosial politik dan kemajemukan bangsa hehe Berpolitik independen dalam pikiran dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Propaganda Rusia Digunakan oleh Elite Politik Indonesia? Siapa yang Harus Bertanggung jawab?

8 Februari 2019   12:28 Diperbarui: 8 Februari 2019   12:47 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Propaganda Rusia itu? bagaimana kah prinsip kerjanya? Apakah ini sistem terbaik memenangkan kontestasi politik? 

Itu merupakan pertanyaan awal yang muncul bagi kaum awam seperti saya ketika mendengar kata itu saat melihat berita lewat TV, media online, media sosial, dan media lainnya. Teman-teman juga pasti sangat heran apakah benar propaganda ini menciptakan kekacauan informasi yang seperti diberitakan saat ini saat menjelang Pilpres 2019 diselenggarakan. 

Kita melihat propaganda ini pertama kali dilemparkan oleh kubu 01 kepada kubu 02 dan dipertegas oleh Presiden incumbent Jokowi dalam kegiatan kepresidenan. 

Bagaimana sih Cara kerjanya?

Hal ini ditemukan dan dianalisa oleh kubu 01 selama masa kampanye sampai saat artikel ini ditulis. Pada hari rabu, 07 februari 2019 di acara Rosi KompasTV kita melihat seorang Budiman Sujadtmiko menjelaskan secara detail bagaimana permainan Firehose of Falsehood bekerja dan apa tujuannya. Propaganda ini awalnya digunakan pada masa perang untuk menjatuhkan lawan perang lewat semburan hoax,dusta, fitnah, bohong. 

Hal ini dilakukan saat Rusia perang melawan Ukraina merebut wilayah Crimea. Propaganda ini dibuat agar warga menerima informasi yang tanpa berdasarkan fakta namun memancing sisi emosional pendengar ketika mendapat berita namun ketika dicek kebenarannya akan dengan mudah diklarifikasi oleh penyebar dengan alasan ditipu, dibohongi, dll. 

Pertanyaannya, apakah semua warga selalu mencek kebenaran ketika informasi datang? tidak semua kan? Nah disini cara propaganda ini bekerja, akan mengincar penerima informasi yang menerima nya dengan sisi emosional. Dan ketika dia mendengar terus berulang maka itu menjadi sebuah kebenaran. Jika diberi tahu kebenarannya, dia akan menolak dengan alasan itu sering didengar. 

Sistem ini mengunakan semua alat media baik TV, Media Online dan media sosial lainnya secara terus menerus. Propaganda ini menciptakan sistem Angel and Demon, si penyebar akan sebagai Angel dan lawannya adalah Demon. Sistem ini sudah dipakai pada Pemilu AS, Prancis dan terbaru Brazil. 

Apakah ini sistem terbaik untuk memenangkan kontestasi politik?

Sistem ini merupakan strategi perang yang digunakan pada saat masa perang dan ditransformasi ke dunia politik oleh elite politik dan menjadi terkenal saat Donald trump menggunakan Hillary Clinton dengan semburan hoaxnya, dan dibuktikan dengan informasi Trump di dukung Paus, Adanya surat tercoblos sebanyak 10.000 di wilayah Ohio, kemudian Imigran illegal mengancam kedaulatan AS, dll. 

Hal ini akan sangat menguntungkan untuk menjatuhkan lawan tapi akan membuat rasa takut bagi masyarakat, menciptakan kecemasan, dan adanya rasa saling curiga bagi pihak yang berseberangan pilihan politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun