Mohon tunggu...
Hadi
Hadi Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Buku

membaca, menulis, membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Morfologi Melon

29 November 2023   12:55 Diperbarui: 29 November 2023   13:21 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

1. Akar

Sistem perakaran melon terdiri atas akar primer, sekunder, dan tersier. Pusat dari sistem perakaran tersebut adalah pada akar primer atau akar utama. 

Panjang akar primer pada melon budidaya biasanya sekitar 15 -- 20 cm, tetapi pada melon liar dapat jauh lebih panjang, terutama yang hidup di daerah tandus.

Dari akar primer ini tumbuh akar-akar sekunder. Setelah itu, tumbuh akar rambut atau tersier. Pertumbuhan akar sekunder dan tersier tanaman melon cenderung horizontal pada kefalaman kurang dari 60 cm. Akar ini dapat menjalar sekitar 35 -- 45 cm dari batang utama. 

Sistem perakaran yang dangkal ini terutama terdapat pada melon budi daya yang disiram dengan baik. Jika kekurangan air, dengan sendirinya akar melon akan tumbuh ke arah yang lebih dalam.

2. Batang dan Cabang

Baca juga: Klasifikasi Melon

Seperti akarnya, batang tanaman melon juga terdiri atas batang primer, sekunder, dan tersier yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau muda dengan bentuk segi lima tumpul, sehingga terlihat hampir seperti tabung. 

Pada permukaan batang yang tidak berkayu ini, tumbuh rambut atau bulu-bulu pendek, lebat, dan tegak, sehingga membuatnya terasa kasar jika diraba. Ciri lain batang melon adalah terdapat ruas-ruas dan lekukan. Di dekat ruas-ruas inilah tunas cabang dan daun biasanya tumbuh. 

Pada batang utama ini, dapat tumbuh 3 -- 4 batang sekunder atau cabang besar. Panjang cabang ini biasanya lebih panjang atau minimal sama dengan batang utama. Pada kultivar tertentu, panjang cabang primer dan sekunder ini dapat mencapai 15 m. 

Pada tanaman melon yang baru tumbuh, batangnya tertutup rambut yang lebat dan ikal. Semakin bertambah umur, rambut pada batangnya akan berkurang. 

Seiring dengan itu, batangnya mengeras dan terlihat berkilau. Pada batang ini juga tumbuh sulur.  

3. Sulur

Pada dasarnya, melon merupakan tanaman merambat, tetapi batangnya yang tidak berkayu terlalu lemah untuk menopang tanaman ini saat tumbuh secara vertikal. Salah satu bentuk adaptasinya, tanaman ini mengembangkan anggota tubuh yang disebut sulur.

Bentuk sulur mirip dengan cambuk kecil yang ujungnya melingkar seperti spiral. Secara alamiah, organ tanaman ini akan melilit benda apa saja yang ada di dekatnya. Lilitannya begitu kuat, sehingga mampu menahan batang dan cabang melon berikut daun dan buahnya saat tumbuh vertikal. 

Melon yang dibudidayakan umumnya ditanam di tengah ladang dengan ajir di sekitarnya. Sulur-sulur tanaman ini akan terlihat menjerat ajir, supaya batang dan cabangnya dapat tumbuh vertikal. 

Dengan tumbuh vertikal, buah melon akan tumbuh tergantung, tidak menyentuh tanah secara langsung, sehingga tidak mudah busuk. 

4. Daun

Setidaknya ada lima bentuk daun yang terdapat pada tanaman melon, yaitu segi lima tunggal, tiga cuping, lima cuping, tiga cuping menjari, dan lima cuping menjari. 

Sisi-sisi daun ini tidak rata atau bergerigi. Permukaannya kasar, karena bersisik dan terdapat rambut-rambut pendek. Daun-daun ini tumbuh pada batang atau cabang dengan letak berselang-seling.

Tangkai daunnya panjang dan menyatu dengan tulang daun. Di dekat pertemuan antara tangkai daun dan batang tanaman, dapat tumbuh bunga, cabang, atau ranting. 

Tulang daunnya bercabang dengan warna yang hampir sama dengan warna daun. Warna daun melon hijau yang lama-kelamaan berubah menjadi hijau tua. Warna daun pada sisi bawah bisanya lebih muda daripada sisi atas. 

Ukuran daun melon rata-rata 8 -- 15 X 4 -- 10 cm. Pada daun yang bercuping, cuping terbesar terdapat pada ujung daun bagian tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun