Mohon tunggu...
Hadi
Hadi Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Buku

membaca, menulis, membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kapal Bocor, Pisang, dan Banana Country

26 November 2023   12:46 Diperbarui: 4 Desember 2023   13:40 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Setelah Telegraph selesai diperbaiki, Lorenzo menaikkan 160 tandan pisang. Setiap tandannya dia beli dengan harga hampir gratis.

Angin baik dan ombak baik berpihak kepada Lorenzo. Perjalanannya ke New Jersey hanya memakan waktu 11 hari. Sebagian besar pisangnya masih dalam keadaan baik.

Seorang grosir memborong pisang-pisang tersebut dengan harga yang cukup untuk menutup biaya perbaikan The Telegraph. Grosir itu menjual kembali pisang-pisang itu dengan harga jauh lebih tinggi.

Lorenzo untung. Si groir untung. Orang Amerika bisa merasakan buah eksotis dari negeri tropis. Semua untung, semua hepi.

Dari sinilah bisnis pisang di AS bermula. 

Lorenzo beralih dari pengusaha angkutan antarpulau ke bidang perpisangan. Membangun armada pengangkut pisang. Menarik investor agar perusahaannya cepat besar. Membeli lahan di Amerika Tengah dan Selatan.

Pisang menjadi populer di AS. Dalam waktu singkat menyisihkan semua buah lainnya di pasar AS, kecuali apel. Menyisihkan perkebunan tebu di Jamaika sebagai komoditas andalan.

Lorenzo sendiri memilih mengurus perusahaannya dari Jamaika. Keluarganya juga dipindahkan ke sana. Tanah Amerika hanya dipijaknya saat liburan musim panas.

Lorenzo Dow Baker meninggal dalam keadaan makmur. Perusahaannya juga demikian dan terus membesar sepeninggal dirinya. Perusahaan dan pengusaha lain juga ikut-ikutan terjun ke bidang perpisangan.

Cerita selanjutnya adalah oplosan warna hitam, putih, dan abu-abu. Kabar baik bagi sebagian orang, tapi buruk bagi yang lainnya.

Cerita tentang kerakusan korporasi asing. Cerita tentang penguasa boneka yang korup. Cerita tentang pribumi dan rakyat kecil yang tertindas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun