Mohon tunggu...
Febri Fajar Pratama
Febri Fajar Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Pendidikan Kewarganegaraan

Penulis biasa. Masih butuh banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kala Senja Mencekam

16 November 2018   20:38 Diperbarui: 18 November 2018   07:36 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: brilio.net

          Selain itu, aku mengontak penjaga pintu hutan konservasi yang kebetulan memiliki sebuah motor yang dapat mengangkut seorang penumpang dengan estimasi waktu tempuh 30 menit pulang pergi. Sembari menunggu jemputan datang, aku mengumpulkan informasi dari para rombongan tentang barang bawaan dan logistik yang tersisa.    

          Tak lama, Mr. Fred meminta izin untuk buang air besar. Aku menawarkan untuk menemani Mr. Fred karena takut terjadi apa-apa, mengingat usia nya yang tidak lagi muda, namun Mr. Fred menolak dan memilih pergi sendiri. Sementara itu, Anggi mulai merekam ketegangan ini dengan kamera mirrorless nya. Bidikan kameranya ternyata menangkap momen langka dimana ia melihat kuskus di depan sarangnya.  

          Tanpa menghiraukan langkahnya, Anggi mencoba mendekatinya dan tak sengaja tergelincir sehingga menyebabkan kakinya terkilir. Para rombongan pun panik. Aku dan rombongan mencoba membantu Anggi untuk berdiri dan membopongnya ke dalam mobil. Dengan dibantu Kanaya dan Prita, aku mencoba mengobati luka terkilir Anggi dengan peralatan medis seadanya yang terdapat di dalam tas Mr. Fred.

          Prita mulai cemas dan gelisah, ditambah anaknya Kevin yang mulai mengindikasikan sesak nafas. Dengan nada sedikit tinggi, Prita menyarankan aku dan Pak Her untuk segera memperbaiki mobil. Aku pun meminta Prita untuk sabar dan menenangkan diri agar tidak memperkeruh suasana. Sembari menenangkan istrinya, Lukman berusaha ikut membantu meyakinkan rombongan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan tidak perlu khawatir.

          Dalam keadaan seperti ini, tidak banyak yang bisa kuperbuat. Waktu menunjukkan pukul 17.45, hari mulai gelap. Kanaya terus menyalakan senter dari ponsel nya. Aku menyadari bahwa Kanaya phobia dengan gelap dan hewan liar. Pak Her pun tidak bisa memperbaiki mobil dengan pencahayaan yang seadanya. Sembari memutar otak, aku sempat melihat Anggi membawa Tripod dan sejenis LED portable, akupun meminjam Tripod tersebut dan memasang LED portable dekat mobil sebagai alat bantu pencahaayaan sekaligus pengganti api untuk menghalau binatang buas.

          Waktu terus berjalan, nampak para rombongan lesu dan lemas. Tersisa 2 kotak nasi box sisa konsumsi tadi siang untuk dibagi rata kepada para rombongan. Anggi berinisiatif menawarkan coklat yang ia bawa sebagai pengganjal perut bagi para rombongan yang masih lapar. Mengingat salah satu manfaat coklat adalah dapat membuat rasa kenyang lebih lama. 

         Berhubung kondisi sudah semakin gelap aku menginstruksikan para rombongan untuk masuk kedalam mobil sembari menunggu jemputan. Tak berselang lama, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara peluit dari dalam hutan. Mungkin saja berasal dari Mr. Fred. Dengan sigap, aku menghampiri suara tersebut untuk mencari Mr. Fred, aku khawatir terjadi sesuatu dengan Mr. Fred. Benar saja, ketika aku menemukan Mr. Fred, beliau sedang diganggu oleh sekumpulan monyet hutan, tongkat nya direbut oleh salah satu monyet tersebut. Aku yang melihat keadaan itu, segera membantu Mr. Fred, aku rebut kembali tongkatnya dan aku usir sekumpulan monyet tersebut dengan lemparan batu. Mr. Fred terlihat sangat shock, akupun membantu Mr. Fred untuk kembali kedalam mobil dan mencoba menenangkannya.

          30 menit berselang, akhirnya temanku datang dengan motor trail nya. Aku berunding dengan para rombongan untuk mendapatkan keputusan terbaik, siapa yang kira-kira akan di angkut terlebih dahulu dan setelahnya. Setelah berunding, kamipun memutuskan bahwa Mr. Fred akan diangkut terlebih dahulu. Setelahnya adalah Kanaya yang sedari tadi terlihat sangat cemas. 

          Sedangkan Anggi, Lukman, Prita dan Kevin akan menunggu diangkut menggunakan Sedan. Hal tersebut dikarenakan Lukman dan keluarga harus take-off menuju Jakarta tepat jam 7 pagi untuk menghadiri acara Kompasianival. Lalu Anggi yang kakinya terkilir harus segera mendapatkan pengobatan lebih intens setibanya di kota sehingga mereka harus cepat sampai di penginapan. Sementara aku dan Pak Her menunggu jemputan selanjutnya sembari memperbaiki mobil yang mogok.

                                                                                                                                                           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun