Tanpa sadar, Nasyabilla menengadahkan dan melihat wajah teduh penuh kasih pada Kanjeng Gusti Ratu Azijah dan Gusti Raden Ayu Kamelia di depannya.
"Mohon maaf bila hamba sangat tidak sopan dan tidak menghormati,...apakah Kanjeng Gusti Ratu Azijah dan Gusti Raden Ayu Kamelia kenal dengan ibunda saya, Nurul Puspita Rawadanti?"
Kalimat pertanyaan selidik dari bibir mungil Nasyabilla pun meluncur keluar secara spontan karena rasa keingintahuannya yang begitu besar akan rahasia apa sebenarnya yang terjadi dan mengapa dirinya dipanggil beberapa kali untuk ditanya perihal keluarganya.
Mendengar pertanyaan itu, Kanjeng Gusti Ratu Azijah dengan suara berwibawa menjawab dengan pelan sambil menoleh kepada adiknya, Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila yang hanya diam dan menatap wajah Nasyabilla tanpa berkedip menahan haru sejak awal datang tadi.
"Sebenarnya, kami berdua memang sudah mengenal ibumu, Nurul Puspita Rawadanti! Semasa remaja dulu, dia adalah guru yang mengajari saya dan Raden Ayu Kamelia menari di Keraton ini!"
"Deg!"
Hati Nasyabilla terasa plong mendengar kalimat jawaban dari Gusti Kanjeng Ratu Azijah. Dia berusaha menarik semua urutan peristiwa dan menjadi paham mengapa selama ini dia sering dicecar pertanyaan perihal perjalanan hidup dan keluarganya oleh K.G.R Azijah dan G.R.Ay Kamelia Fadila.
Nasyabilla jadi mengerti mengapa dirinya dulu sejak kecil selalu diajari banyak tari tradisional Jawa oleh ibundanya, Nurul Puspita bila ada waktu senggang.Â
Hal aneh lainnya adalah mengapa ibunya juga tidak pernah bercerita akan hal itu atau memilih mengajar menari pada orang lain melainkan hanya menjadi pembantu rumah tangga di desanya. Semua itu menjadi misteri bagi Nasyabilla.
Kanjeng Gusti Ratu Azijah sengaja tidak mengatakan hal yang sebenarnya dan berusaha menyembunyikan rahasia lama G.R.Ay Kamelia agar tetap tidak diketahui baik oleh Nasyabilla atau siapapun yang selama ini sudah bisa terjaga dan tersimpan dengan baik.
Baca Juga : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 8)