Begitu sedihnya Nasyabilla bila ingat akan kasih sayang almarhumah ibundanya, Nurul Puspita Rawadanti dan dirinya merasa sangat bersalah karena belum bisa membuat beliau bahagia semasa hidupnya di dunia.
Apalagi saat ingat akan penderitaan ibunya yang menjadi pembantu rumah tangga di keluarga orang kaya dan bahkan juga menjadi buruh tani di sawah bila tenaganya dibutuhkan saat tinggal di desa.
Herannya, kenapa almarhumah ibundanya tidak memanfaatkan uang tabungan ratusan juta yang begitu banyaknya hanya demi tabungan dirinya untuk masa depan dan lebih memilih hidup pas-pasan selama ini.
Dari mana uang itu berasal dan mengapa ditabung atas nama dirinya. Sungguh banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran Nasyabilla di saat seperti ini.
Nasyabilla tidak menyadari bila sedari tadi, sebenarnya Kanjeng Gusti Ratu Azijah dan Gusti Raden Ayu Kamelia sudah tiba di pendopo Taman Keputren dan mengamati dirinya sedari tadi sampai sudut matanya menangkap adanya bayangan berkelebat di depannya.
Refleks, dia pun segera menyeka air matanya dan duduk bersimpuh dengan telapak tangan dirapatkan untuk memberikan sungkem sambil menundukkan wajahnya sebagai rasa hormat kepada Kanjeng Gusti Ratu yang sudah berdiri di depannya tanpa berani menatap wajah beliau.
Baca Juga : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 7)
"Nyuwun duka Kanjeng Ratu! Mohon maaf,...hamba tidak tahu bila Kanjeng Ratu sudah tiba di sini!" Kata Nasyabilla dengan nada terbata-bata.
"Tidak apa-apa nimas Nasyabilla! Ibu tebak, kamu pasti teringat dengan ibumu, Nurul Puspita Rawadanti ya?!"
Kalimat dari K.G.R Azijah membuat hati Nasyabilla sedikit kaget dan heran mengapa Kanjeng Ratu juga kenal dengan nama ibunya.Â