Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjaga Punahnya Permainan Tradisional Anak di Era Digital Game

3 Mei 2024   20:37 Diperbarui: 4 Mei 2024   19:02 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan murid beraksi dalam permainan anak. Sumber gambar dokumen pribadi

Anak menjadi tidak peduli, acuh, apatis, egois dan memahami lagi masalah interaksi sosial yang nyata dengan teman-teman, keluarga atau orang di sekitarnya dan akhirnya akan menjadi pribadi yang JOMO, yaitu Joy of Missing Out.

Di saat mereka berkumpul bersama, akan terlihat tidak ada interaksi fisik, verbal atau non verbal lagi. Mereka meskipun duduk bersama, tapi di setiap tangannya menggenggam handphone dan waktu mereka tersita perhatiannya hanya pada fitur gaming online. Sungguh fenomena yang menyedihkan, kan!?

Apakah itu JOMO?

Joy of Missing Out, itu adalah istilah untuk memberikan gambaran bagi mereka yang tetap santai dan cuek saja meskipun tertinggal dan kehilangan informasi yang berharga bagi kehidupan dan nasibnya sendiri di masa depan.

Individu yang sering abai dengan tenggat waktu atau informasi berharga seperti kapan harus mendaftar sekolah, syarat apa saja yang dibutuhkan untuk mendaftar perguruan tinggi, pegawai negeri, kapan harus membayar pajak, dan masih banyak lagi hal penting yang diabaikan namun tetap enjoy saja dalam hidupnya padahal akan banyak punya masalah setelahnya di belakang hari.

Tim P-5 , X-2, Siap tampil dalam demo permainan anak. Sumber gambar dokumen pribadi
Tim P-5 , X-2, Siap tampil dalam demo permainan anak. Sumber gambar dokumen pribadi

Apa Manfaat Permainan Tradisional Anak?

Semua pihak yang peduli dengan dunia pendidikan dan penanaman karakter serta budi pekerti sejak dini bagi anak, bukan tanggung jawab pemerintah atau dalam hal ini sekolah, melainkan juga tanggung jawab bersama antara orang tua dan masyarakat.

Pertama, dengan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mencoba dan berkumpul bersama dalam rangka ikut memainkan berbagai jenis permainan anak, akan membuat mereka berinteraksi, berkolaborasi, berpikir kritis, bergembira, dan saling mendukung, menolong dan melindungi teman-teman mereka saat mendapat kesulitan dalam permainan.

Kedua, memberikan manfaat di dalam kehidupan mereka bila sudah terjun secara langsung di dalam masyarakat. Bagaimana mengatasi masalah bersama, mencari solusi dan jalan keluarnya serta tangguh dalam menghadapi masalah kehidupan di masa depan mereka sendiri.

Ketiga, dengan permainan tradisional anak ini, secara tidak langsung, kita semua sudah menjaga dan melestarikan berbagai jenis permainan yang semakin lama semakin tergerus dengan berbagai perubahan permainan dari tradisional ke permainan digital seperti online game.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun