Kartini bisa berkenalan dengan Ms. Stella sekitar tahun 1899 melalui redaksi majalah wanita Belanda, De Hollandse Lelie.
Dari beberapa surat yang mereka saling kirim, ada kesamaan tentang adanya idealisme dalam gerakan emansipasi termasuk juga dari para perempuan di Belanda. Ada beberapa kemiripan akan diskriminasi yang terjadi di berbagai Negara di Eropa pada masa itu.
Ketiga, sahabat yang mempunyai pandangan tentang kebebasan dari setiap bentuk penindasan dan diskriminasi adalah Mr. Ir. H.H. van Kol dan Istrinya, Nyonya J.M.P. Nellie van Kol-Porrey.
Bahkan, karena Mr. Van Kol ini sering memberontak terhadap pelaksanaan politik dan penjajahan di Hindia Belanda (Indonesia), dia pernah hampir dituntut hukuman 3 bulan penjara di Belanda karena dianggap melakukan tindakan penghasutan.
Kartini mengenal suami istri orang Belanda itu karena Nellie van Kol adalah seorang pengarang dan penulis di majalah wanita De Hollandse Lelie juga. Dari situlah, mereka mulai menjalin sahabat pena dengan R.A. Kartini untuk bertukar pikiran pandangan mereka berdua tentang upaya menghapus diskriminasi pada kaum perempuan.
Mrs. M.C.E. Ovink -- Soer adalah sahabat pena R.A. Kartini yang keempat. Dia adalah istri dari residen Ovink yang ditempatkan di Jepara pada tahun 1894.
Pada awalnya, Kartini sering belajar melukis pada Nyonya Ovink. Beliau juga seorang penulis kisah roman orang Belanda yang berada di Hindia Belanda pada masa penjajahan dan juga gemar akan dunia lukis serta sastra.
Setelah Nyonya Ovink kembali ke Belanda, Kartini sering berkirim surat dan dia mengakui bahwa sahabat yang paling dicintainya adalah Nyonya Ovink tersebut yang bahkan sudah dianggap sebagai ibunya sendiri.
Baca Juga : Â Tulisan di Batu Nisan Chelsa
Sahabat pena kelima adalah Mr. Dr. N. Adriani. Beliau seorang ahli bahasa yang dikirim oleh perkumpulan Kitab Injil Belanda untuk datang ke Toraja di Sulawesi Tengah.
Persahabatan merupakan keperluan hidup dari Nicolaus Adriani sehingga Kartini dan Tuan Adriani berkesempatan untuk menjadi sahabat serta saling berkorespondensi setelah kembali ke Belanda.