Nah, Manfaat Keempat itu yang mungkin bisa ditangkap bahwa sebaiknya kita ini berpuasa di media sosial itu terkait dengan aplikasi dunia hiburan online.
Banyak yang berasumsi bahwa selama aplikasi di media sosial tidak memberikan dampak positif bagi orang lain, sebaiknya berhenti saja untuk menggunakan medsos tersebut. Dengan begitu, kesehatan mental kita menjadi terjaga dan sehat karena selalu mempunyai prasangka baik dan selalu mempunyai energi positif agar bermanfaat bagi orang lain.
Asumsi tersebut masuk akal juga dan tidak ada salahnya untuk direnungkan karena jjujur harus diakui bahwa saat ini banyak aplikasi di media sosial yang hanya menampilkan berita-berita yang bersifat hoax, kebencian, fitnah, hasutan dan bahkan sesuatu yang berbau pornografi setrta pornoaksi tanpa malu lagi untuk menunjukan auratnya.
Aplikasi seperti situs porno online, humans trafficking atau, judi online banyak ditemukan di berbagai platform media sosial yang kita miliki. Meskipun sudah dipasang firewall system demi pencegahan, ternyata bagi yang sudah kecanduan, aplikasi pencegahan itu dengan mudahnya mereka tembus.
Untuk itu, kita harus menyadari bahwa media sosial itu ibarat pisau bermata dua, yaitu sisi satu dan lainnya sama-sama tajam. Bila tidak hati-hati dalam menggunakannya, akan bisa melukai diri sendiri, juga bagi orang lain bahkan keluarga kita.
Marilah kita semua, bila tidak mampu 'berpuasa', sebaiknya harus bijak dalam mengelola aktivitas media sosial khususnya di bulan Ramadan ini agar media sosial kita bisa memberikan lebih banyak manfaat daripada mudharatnya.
Artikel ditulis untuk Kompasiana.com dalam ramadan bercerita 2024
ramadan bercerita 2024 hari 20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H