Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mulut Temanmu Bau?! Hati-Hati, Mungkin Mulutmu Lebih Bau Lagi!

28 Maret 2024   18:02 Diperbarui: 28 Maret 2024   18:08 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencoba mengenali aroma tidak sedap mulut pada mulut sendiri. Sumber gambar KOMPAS.com

Jika ada narasi seperti kalimat du atas sebagai judul artikel ini, bisa diambil arti bahwa makna yang dimunculkan bukanlah suasana atau perihal bau mulut orang berpuasa di bulan Ramadan ini, melainkan pada situasi dan kondisi yang berbeda.

Idiom di atas artinya lebih cenderung kepada 'ucapan' dari seseorang tentang orang lain dengan makna negatif, seperti mengumpat, menggossip, memfitnah, menggibah, mengejek atau tendesi buruk lainnya dengan berbagai motif yang melatar belakanginya.

Frase 'Hati-hati, Mungkin mulutmu lebih bau lagi!', bermakna bahwa mereka yang menuding orang lain sebagai orang yang suka berbohong, memfitnah, menggibah, dan lainnya, sebenarnya dirinya sendirilah yang lebih 'parah' bahkan bisa dikatakan seperti istilah  'maling teriak maling'.

Bagaimana dengan Mulut Orang yang Berpuasa?

Sudah bukan rahasia lagi, di bulan Ramadan ini, saat kita sedang berinteraksi verbal atau lisan dengan orang lain yaqng hampir semuanya sedang menjalankan ibadah puasa, terkadang ada aroma 'mau mulut' yang berseliweran di udara di sekitar kita.

Eits!, Tapi jangan mendongkol atau langsung memberikan respon lisan langsung yang terkadang menyakitkan hati orang lain tersebut. Jujur, memang tidak nyaman, dan hal mudah dilakukan yang sebaiknya menghindar saja tanpa mengeluarkan nada kata yang akan menyakitkan dari mulut kita.

Bisa jadi, sebenarnya tanpa disadari, mulut kita  sendiri juga menghembuskan aroma yang tidak sedap saat berbicara, hanya saja lawan bicara Anda bisa memahami fenomena mulut bau selama di bulan Ramadan ini.

Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, untuk menjawab fenomena bau mulut orang berpuasa yang tidak sedap tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

"Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk (kasturi)". (HR. Bukhari).

Maknanya, sesuatu hal itu mungkin buruk di mata manusia, namun di sisi Allah SWT, bau mulut orang yang berpuasa itu akan lebih harum dibandingkan dengan aroma wangi minyak kasturi (misk).

Penjelasannya bagaimana?

Ada banyak penjelasan mengapa narasi minyak wangi kasturi masih kalah dengan aroma mulut yang tidak sedap dari orang yang berpuasa.

Pertama, saat kita membicarakan seberapa besar amalan ibadah puasa itu tidak ada satu pun orang yang tahu. Itu adalah rahasia yang disembunyikan karena puasa adalah ibadah individu orang mukmin yang beriman yang taat dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Kelak, di hari kiamat, bau harum mereka itu akan ditampilkan  di antara para manusia lainnya.

Kedua, adalah bau mulut yang tidak sedap dari orang yang menjalankan ibadah puasa merupakan wujud ketaatan kepada Allah. Tidak tersentuh makanan dan air minum sejak subuh sampai petang dan semua itu dilakukan semata ikhlas menjalan perintah-NYA.

Ketiga, makna orang berpuasa harum itu, bukan karena aromanya, melainkan, mulut orang berpuasa itu dipakai untuk berbicara tentang hal-hal yang baik saja, membaca Al-Qura'an, bertadarus, istighfar, dan bersalawat.

Hal Menjaga Kesehatan Mulut dan Gigi kita selama Ramadan

'Untuk menunjukan kepada orang lain bahwa kita sedang berpuasa dan benar-benar taat menjalankan salah satu rukun iman karena perintah Allah SWT, maka semakin bau tidak sedap, semakin tinggi derajat kita"

Nah,satu penggalan kalimat di atas dari mereka yang kurang memahami makna 'bau mulut' orang berpuasa, justru salah melangkah dengan membiarkan dan mengabaikan kesehatan mulut, dan gigi mereka demi rasa bangga bila disebut bertakwa karena dasar dari bau mulut tidak sedap yang dimilikinya.

Kesalahkaprahan itu justru banyak yang merugikan kaum muslim sehingga abai akan kesehatan gigi dan mulutnya. Dampaknya justru menimbulkan penyakit dan menjadi terlambat dalam penangannya.

Akan lebih parah saat tidak mampu dan disiplin menjaga kebersihan gigi, mulut dan pencernaan sehingga banyak masyarakat muslim yang meskipun tidak berpuasa sekalipun, tetap menebarkan aroma tidak sedap setelah bulan ramadan.

Untuk itu cobalah menyikat gigi setelah makan, mau tidur dan sehabis bangun tidur. Hindari makanan yang pedas, beralkohol, atau minum kopi berlebihan. Gunakan jenis mouthwash yang Anda sukai untuk mengurangi berkembangnya bakteri dalam mulut kita setelah makan sahur.

Jika semua itu sudah dilakukan dan ternyata masih saja mulut kita beraroma tidak sedap, itu artinya sudah penyakit kronis dari pencdernaan atau kita menderita pemyakit Sinusitis pada organ sistim pernapasan kita. Solusinya, harus pergi ke dokter spesialis dalam.

Artikel ditulis di Ramadan bercerita 2024 untuk Kompasiana.com

Ramadan bercerita 2024 hari ke 18

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun