Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyelisik Istilah "Nihon Bare" dan Asal-Usul Nama Negara Jepang

24 Maret 2024   13:42 Diperbarui: 26 Maret 2024   04:38 2048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit biru tanpa awan (Aoi Sora) dari depan rumah. Sumber gambar Dokumen pribadi

Pagi ini, secara tidak sengaja, mata ini menatap langit biru bersih tanpa awan saat sedang menjemur karpet di depan rumah. Otomatis, tangan saya meraba saku celana untuk mengabadikan adanya momen pemandangan indah tersebut dengan menggunakan kamera yang ada di fitur smartphone.

'Mashaallah, indahnya!', Itulah kalimat yang meluncur dari bibir ini tanpa sadar karena melihat keindahan dan kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala. 

"Araa, Nihon Bare da!", satu kalimat lagi menyusul dari mulut saya dan itu adalah kebiasaan saya pernah tinggal di sana.

Baca Juga : SIM Seumur Hidup? Tunggu Dulu! Bandingkan dengan Negara Jepang!

Setelah mengambil dua gambar, dengan duduk termenung sambil mengamati foto langit tadi, ada senyum di sudut bibir ini karena segera menyadari bahwa tadi ada kalimat bahasa Jepang yang tiba-tiba terlepas juga tanpa saya sadari.

Apa itu Nihon Bare?

Saat masih kuliah di Jepang beberapa tahun lalu, setiap melihat langit biru biru bersih tanpa awan, dimana-mana, semua orang Jepang akan bergumam, 'Nihon Bare!". Itu adalah istilah untuk mengekspresikan perasaan hati yang bahagia karena langit berwarna biru bersih dan cerah dengan sinar matahari bersinar yang terang.

Langit biru cerah tanpa awan. Hanya ada untaian kabel listrik di lokasi depan rumah. Sumber gambar dokumen pribadi.
Langit biru cerah tanpa awan. Hanya ada untaian kabel listrik di lokasi depan rumah. Sumber gambar dokumen pribadi.

Kesempatan itu akan mereka gunakan untuk beraktivitas untuk pekerjaan rumah, seperti menjemur pakaian, padi dan hasil panen lainnya, atau futton (kasur atau selimut Jepang) atau juga mereka memanfaatkan untuk bepergian ke tempat-tempat wisata untuk bersenang-senang.

Semua tahu bahwa negara Jepang mempunyai empat musim. Matahari, utamanya akan bersinar sangat terik pada musim panas (Natsu), dan sedikit ada pada musim semi (Haru). Selain itu, semua hari akan terasa sulit bisa menemukan atau mendapatkan sinar matahari cukup.

Baca Juga : Sakura Lepas dari Dalam Pelukan

Namun, ada juga kesempatan Matahari bersinar bersih saat langit berwarna biru (Aoi Sora) dan di situlah mereka serempak akan berteriak "Nihon Bare" untuk mengekspresikan rasa gembiranya melihat momen yang termasuk jarang ada setiap harinya.

'Nihon' yang mempunyai arti 'Negara Jepang', dan 'Bare', artinya 'Langit bersih tanpa awan'. 

Kata 'Bare', diduga berasa dari istilah bahasa Inggris 'bare' yang artinya kosong, polosan atau telanjang, seperti pada istilah 'bare land', atau 'bare foot". Dalam bahasa Jawanya untuk istilah tanah kosong yang tidak ditanami sering diistilahkan dengan kata 'mbero" dari bahasa serapan Bahasa Inggris 'bare".

Langit biru tanpa awan (Aoi Sora) dari depan rumah. Sumber gambar Dokumen pribadi
Langit biru tanpa awan (Aoi Sora) dari depan rumah. Sumber gambar Dokumen pribadi

Bagaimana atau Darimana Asal-usul Nama Negara Jepang?

Mengacu dari beberapa referensi yang saya peroleh saat tinggal dan belajar di sana, secara singkatnya bisa digambarkan bahwa Negara Jepang pada masa-masa awalnya dikenal atau sering disebut sebagai negara 'Yamato'.

Suku Ainu yang berasal dari Eskimo, Kutub Utara mengembara dan akhirnya menetap di Pulau Hokkaido, yaitu pulau besar di sebelah utara Jepang yang dekat dengan kutub secara turun temurun serta membentuk komunitas hidup bermasyarakat.

Dalam membangun hubungan dagangnya dengan China, istilah Nihon atau Nippon mulai dipakai untuk penyebutan Negara Jepang. Sebetulnya, istilah 'Nihon' itu diberikan oleh China kepada Jepang karena posisi kepulauan Jepang berada di sebelah timur China.

Baca Juga : Seijin No Hi, Too Much Love will Kill You!

Nihon, terbentuk dari dua huruf kanji 'Ni' yang berarti Matahari, dan 'Hon', yang berarti 'buku, pohon, atau asal muasal'. Jika digabungkan, artinya 'Asal Matahari terbit". Jadi tidak mengherankan, akhirrnya Jepang sering disebut sebagai Negara Matahari Terbit sampai sekarang.

Bagaimana dengan Istilah Japan, Jipen, Jipangu, Japao, atau Japon?

Wah, ternyata semakin rumit dan membuat semakin penasaran saja! Dari referensi online Japanesestation.com yang merujuk pada sumber di Japantime.com dan Japantoday.com, disebutkan bahwa istilah 'Japan' dalam Bahasa Inggris itu berawal dari ekspedisi Marco Polo ke China dan beliau mengetahui bahwa sebenarnya ada sebuah negara di timur China yang belum dia kunjungi.

Kanji Negara Jepang juga berasal dari Negara China , yaitu 日本 ,dibaca 'Nippon'. Namun, dengan adanya perbedaan dialek di berbagai wilayah China sendiri yang sangat luas, huruf Kanji tersebut terbaca 'Riben' dan terlafal lisan menjadi 'Jipen" atau 'Jipangu".

Setelah Marco Polo kembali, berita itu akhirnya menyebar ke beberapa Negara Eropa, dan saat Bangsa Portugis bisa berdagang di Nagasaki sebelum diusir dari sana, setiap barang yang berasal dari Jepang selalu diberi tulisan 'Japao' untuk dikirim ke Eropa. 

Kata itu setelah proses asimilasi dan semantik serta ditinjau dari ilmu kebahasaan, kata Japao berubah menjadi salah satu unsur serapan dalam Bahasa Inggris sehingga tertulis 'Japan" sampai sekarang.

Namun, sampai sekarang, entah mengapa, untuk beberapa negara yang menggunakan Bahasa Spanyol atau Portugis, sebagai bahasa nasionalnya, seperti Spanyol, Meksiko, Argentina, Brazil dan lainnya justru menulis 'Japon" dalam istilah bahasanya untuk menyebut negara Jepang tersebut daripada menyebutnya dengan istilah 'Japan".

Penggunaan Istilah "Jepang dan Jepun" dalam Bahasa Melayu.

Analisisnya, kita bisa menebak bahwa bangsa Malaysia adalah rumpun dari suku Melayu murni, maka tidak mengherankan bila pengucapan kata 'Japan', diserap dan dilafalkan menjadi 'Jepun' untuk memberikan sebutan baik pada negara, bahasa atau orang dari Jepang.

Sedangkan, bagi masyarakat bangsa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia, namun istilah perbendaharaan kosakatanya sebagian besar berasal dari serapan Bahasa Melayu. 

Perubahan pengucapan terjadi karena adanya pengaruh dari faktor adanya jumlah 150 jenis bahasa daerah dari 350 suku atau ras bangsa yang membentuk satu Negara Indonesia.

Perbedaan dialek (logat bahasa) di setiap daerah berbeda yang berdampingan justru menciptakan jenis idiolek baru pada setiap individu dalam berbahasa untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, Pengucapan kata 'Japan', bisa terlafal 'Japang" atau 'Jipang". 

Semua itu akibat pengaruh dari Bahasa atau orang China zaman dulu yang beremigrasi ke berbagai wilayah di Malaysia dan Indonesia, yang sering berucap 'Jipangu' untuk menyebut negara Matahari terbit itu. Akhirnya secara resmi entah mulai kapan, kita menggunakan istilah baku 'Jepang" untuk menyebut Negara itu.

Lokasi Okayama Jo, atau castle, Jepang di musim panas tanpa adanya
Lokasi Okayama Jo, atau castle, Jepang di musim panas tanpa adanya "nihon bare". Sumber gambar dokumen pribadi

Itu semua jika dianalisa, sebenarnya hanya untuk memudahkan artikulasi bagi lidah di masyarakat kita dalam berbahasa saat dilafalkan. 

Ambil saja contoh, dimana Ada satu jenis permainan anak zaman dulu yang dibawa oleh penjajah,, yaitu 'Go Back through The Same Door", kita lafalkan dengan enak dan mudahnya menjadi 'Gobak Sodor" dan masih banyak lagi lainnya.

Artikel ditulis untuk Kompasiana.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun