Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit Saat Ramadan, Memberikan Mudharat Atau Manfaat?

16 Maret 2024   19:20 Diperbarui: 16 Maret 2024   19:22 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ngabuburit dengan mengaji dan tadarus menjelang berbuka puasa di masjid, Lokasi Masjid Al Zayed, Solo. Sumber gambar dokumen pribadi.

Mengapa Ngabuburit berhubungan dengan tempat? Rasanya aneh juga saat mendengar ada istilah Ngabuburit.  Akhirnya, semua menerima istilah itu dan ikut-ikutan menggunakannya terutama di bulan Ramadan seperti saat ini.

Orang tahunya, ngabuburit itu ya menghabiskan waktu di sore hari sambil menunggu waktu masuknya berbuka puasa dengan mnelakukan berbagai aktivitas yang menarik agar kegiatan "menunggu" waktu itu tidak terasa membosankan dan biar waktu berjalan cepat.

Sebetulnya, istilah ngabuburit yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa Sunda sebagai bahasa serapan seperti halnya banyak bahasa serapan lainnya. Istilah bahasa Sundanya dari kata 'Burit' berarti "Sore hari" dan mendapat awalan "Nga-", sehingga menjadi istilah Ngabuburit.

Nah, karena sudah memahami arti istilah Ngabuburit tersebut, tinggal berikutnya adalah Lokasi atau tempat favorit yang dipilih dan digemari oleh mereka yang ingin menghabiskan waktu sore harinya sambil menunggu waktu berbuka.

Jika Anda tinggal di daerah pedesaan, jangan berkecil hati terlebih dulu. Menghabiskan waktu sore hari di pematang sawah dan lapangan desa adalah lokasi yang menarik untuk dipilih. 

Di situ mereka bisa menikmati pemandangan alam dan keindahan Matahari yang tenggelam di langit sebelah barat. Mengagumi warna indah keemasan, jingga dan kekuningan dari pancaran sinar senja bisa membuat keimanan kita bertambah dengan alam ciptaan Allah SWT tersebut.

Tapi lucunya, juga tidak sedikit, orang yang tinggal di pedesaan justru banyak yang berkumpul di sudut pertigaan jalan, perempatan atau gardu ronda hanya untuk menunggu waktu berbuka puasa sambil membahas apa saja termasuk kondisi pertanian dan peternakan serta masalah ekonomi tentang harga pupuk atau pakan ternak serta bertukar informasi prospek harga jual hasil panen maupun terrnaknya.

Bagaimana dengan mereka yang tinggal di kota?

Wah, jangan ditanya akan hal itu mengingat lahan di perkotaan sudah ditutup dengan huta gedung beton serta trotoar. Oleh karena itu, biasanya mereka menghabiskan waktu sore harinya dengan "ngadem" di mall saat udara panas meskipun tanpa belanja apa pun alias window shopping.

Sebagian juga menghabiskan waktu bermain di alun-alun kota karena ada beberapa fasilitas bermain untuk anak-anak serta cuci mata melihat lalu lalang kendaraan bermotor. Sedangkan, para emak-emak, pasti menyempatkan berburu takjil untuk berbuka ke Pujasera di sekitar alun-alun atau taman bermain terdekat.

Mana yang dipilih?

Kembali ke kita sendiri saat ngabuburit di bulan Ramadan ini, mau model ngabubuirt yang bagaimana dan di mana lokasinya. Semua terserah hak setiap individu. Namun yang perlu digaris bawahi dan menjadi perenungan adalah, banyak mudharat (keburukan) ataukan manfaat dari ngabuburit yang dipilih itu.

Jangan sampai kegiatan ngabuburit justru membahayakan diri kita dan orang lain serta bisa membatalkan ibadah puasa yang sedang kita laksanakan. Banyak yang berkumpul saat ngabuburit tapi tidak menyadari justru malah menggunjing orang lain

Coba saja cermati, kegiatan ngabuburit justru dipakai untuk balap liar atau meskipun hanya menontonnya. Juga, menyalakan petasan dan bersaing dengan suaranya ledakan dan ukurannya yang besar  bisa menyebabkan polusi suara maupun sampah di sana-sini. Bahkan, konvoi sepeda motor dengan menggunakan knalpot brong keliling desa atau jalan-jalan di kota dan masih banyak lainnya.

Mereka tidak menyadari bahwa kegiatan ngabuburit semacam itu telah merugikan banyak orang dan lingkungan juga. Kegiatan seperti itu secara tidak langsung bisa membatalkan ibadah puasa yang telah kita jaga sejak subuh.

Masih banyak kegiatan ngabuburit yang memberikan manfaat. Belajar mengaji dengan benar di mushola setelah salat Ashar, menyiapkan takjil untuk remaja masjid yang tadarus malam hari, membersihkan masjid atau mushola, tadarus di rumah dan belajar ilmu apa saja yang bermanfaat sambil menunggu waktu berbuka serta berliterasi membaca.

Sebetulnya, itu semua adalah kegiatan Ngabuburit yang memberikan banyak manfaat bagi diri sendiri maupun kepada orang lain. Sayangnya, banyak dari kita yang tidak 'kerasan" tinggal di dalam rumah dan malah menyia-nyiakan waktu di luar dengan kegiatan yang tidak memberikan manfaat apa-apa.

Selamat menjalankan ibadah puasa!

ramadan bercerita 2024

ramadan bercerita 2024 hari 6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun