Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bulan Ramadan yang Tidak Dirindukan

11 Maret 2024   21:44 Diperbarui: 11 Maret 2024   22:05 2124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merindukan datangnya bulan Ramadan. Sumber gambar Kompas. Com

"Hadeeh, perasaan baru bulan Ramadan, dan udah lebaran,..eh..ini Ramadan sudah datang lagi", atau "Wah, bulan Ramadan sudah keburu datang!, mana belum siap lagi! Juga belum melunasi hutang puasa nih".

Itu di atas adalah celetukan yang terdengar secara tidak disengaja saat mendengar pembicaraan dua orang emak-emak yang sepertinya sedang saling curhat isi hati masing-masing. Jika mau jujur, sebenarnya itu juga mewakili isi hati beberapa dari kita yang masuk kategori orang yang tidak merindukan datangnya bulan Ramadan.

Bulan Ramadan dianggap sebagai hal yang "mengganggu" kesenangan diri kita. Bagaimana tidak, banyak larangan dan aturan yang harus kita patuhi di saat umat muslim yang beriman diperintahkan untuk berpuasa untuk tidak makan dan minum mulai sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam.

Hal itu harus dilaksanakan selama 30 hari penuh selama bulan Ramadan. Berat, kan? Itu baru secara fisik. Belum puasa secara rohani, yaitu menahan semua hawa nafsu diri agar terkendali mulai dari hati, pikiran, perbuatan, semua panca indera dan juga harus memperbanyak amalan dengan sedekah,salat sunnah taraweh, tadarus atau khataman Al Qur'an.

Kita yang tadinya bebas mengumbar semua hawa nafsu kita, pada bulan ini terpaksa semua harus dikekang. Sikap "semua gue" kitadalam berbicara, berpikir, berperilaku, kali ini harus benar-benar ditahan.

Bagaimana jika tidak mau?

Ya, nggak papa juga sih! Toh, berpuasa di bulan Ramadan tidak diwajibkan pada orang muslim, kecuali mereka orang muslim yang beriman saja kok! Bagi yang tidak mau ya terserah mereka. Mau berpuasa karena Allah SWT. Demi terlihat solih dan solihah serta beriman atau ada tujuan lainnya.

Banyak yang saya temui, khususnya pada anak-anak sekolah yang secara sembunyi makan siang beramai-ramai di sebuah warung yang tertutup. Saat saya tanya mengapa tidak berpuasa, jawabannya bervariasi.

Ada yang karena tidak kuat menahan lapar, dan takut kurus atau sakit. Yang menyedihkan malah ada yang menjawab, " Dapat apa juga ikut berpuasa, pak?" Fenomena yang menyedihkan, kan? Sudah kecenderungan dan sifat manusia untuk mencoba-coba dan melanggar perintah atau mendobrak aturan baik agama, norma, hukum dan adat.

Coba saja amati sebagai contoh sederhana saat berlalu lintas. Traffic light warna apa pun pasti akan diabaikan. Saat lampu berwarna merah ya diterobos saja. Belum hijau sudah berjalan. Warna kuning seharusnya mulai berhenti, eh, malah mempercepat laju kendaraan dan pelanggaran lainnya. Itu baru satu contoh analogi perilaku kita

Puasa dapat apa?

Ya memang nggak dapat apa-apa. Paling juga hanya mendapatkan rasa lapar saja seharian bila tidak tahu tujuan dan makna kenapa kita berpuasa. Itu adalah tanda-tanda orang yang tidak pandai bersyukur dengan datangnya bulan Ramadan, dimana Bulan yang penuh dengan Rahmat, Ampunan dan Pembebasan dari api neraka.

Coba cermati Surat Al Baqarah ayat 183 ini :

Ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumus-siyamu kama kutiba 'alallazina ming qablikum la'allakum tattaqun.

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Jadi jika ada pertanyaan "Puasa dapat apa?" Ya, agar kita bertaqwa. Tinggal kita sendiri untuk patuh apa tidak. Selama taat, artinya kita termasuk orang yang bertaqwa. Sedangkan kita dapat pahala dari puasa atau tidak, itu hanya Allah SWT yang mengetahui niat diri kita masing-masing dalam menjalankan ibadah puasa.

Masihkah kita tidak merindukan datangnya bulan Ramadan? Padahal, saat ini kita masih diberikan kesempatan bertemu bulan Ramadan di usia kita yang mulai bertambah, justru itu artinya Ramadan ikhlas merindukan bertemu kita. Masak kitanya enggak?

Jodoh, rezeki dan mati adalah rahasia Allah SWT  bagi umatnya. Untuk itu, janganlah kita sia-siakan berlalu tanpa arti mumpung kita masih diberi waktu. Juga janganlah bertepuk sebelah hati akan perasaan rindu antara kita dan Ramadan.

Marhaban Ya Ramadan !

ramadan bercerita 2024

ramadan bercerita 2024 hari 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun