Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyusuri Volendam, Desa Nelayan dan Zaanse Schans, Desa Kincir Angin di Belanda

9 Maret 2024   06:06 Diperbarui: 9 Maret 2024   18:45 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Tulip mulai bersemi di Belanda dan juga dijual. Sumber gambar dokumen pribadi

Di akhir bulan Februari dan masuk awal bulan Maret seperti saat ini, di mana banyak curah hujan di tanah air mengingatkan saya akan perjalanan ke Volendam, salah satu desa kecil yang nuansanya bisa di sebut kota di Provinsi Noord-Holland (Belanda Utara).

Ada hal yang menarik dan menjadikan catatan tersendiri tentang bagaimana sebuah desa bisa bernuansa kota dengan tingkat kedatangan para wisatawan manca negara yang termasuk tinggi di Belanda.

Baca Juga : Perhatikan Hal ini Saat Berwisata ke Jembatan Kaca!

Sungguh hal ini mengusik diri mengapa desa nelayan dengan populasi penduduknya yang berkisar 22.000 jiwa bisa begitu terkenal setelah Kota Amsterdam. Keindahan, kebersihan dan kerapian penataan kotanya patut diacungi jempol.

Oleh karena itu, saya mencoba mencari hal-hal apa yang bisa ditiru dan untuk diterapkan di banyak desa nelayan di tanah air. Namun jangan kaget, bila kota Volendam ini merupakan penghasil makanan Keju Edam yang termasuk terlezat di Eropa.

Bunga Tulip mulai bersemi di Belanda dan juga dijual. Sumber gambar dokumen pribadi
Bunga Tulip mulai bersemi di Belanda dan juga dijual. Sumber gambar dokumen pribadi

Saat saya berada di Volendam di awal bulan Maret, musim ini sebetulnya sudah bisa dihitung sebagai masuknya Musim Semi dengan cuaca berkisar antara 7 sampai dengan 9 derajat Celcius dan itu dibuktikan dengan mulai berkuncupnya Bunga Tulip yang eksotis di mana-mana.

Rasa dinginnya jangan ditanya lagi. Kulit dan tulang serasa tertusuk jarum dan pedih. Itu semua disebabkan oleh angin dingin dari kutub utara yang berhembus melewati lautan menuju daratan utara Belanda.

Baca Juga : Perth Mint Australia Barat, In Gold We Trust!

Jaket dan sweater yang saya kenakan tetap tidak mampu menahan rasa udara dingin tersebut. Bahkan, handuk kamar berwarna putih dan lebar dari hotel yang saya lingkarkan ke leher, masih saja tertembus hawa dingin.

Dari stasiun bus di Amsterdam Centraal hanya memerlukan waktu sekitar 25 menit dan begitu tiba, hal pertama yang tampak mengesankan adalah kebersihan kota dan keindahan bangunan rumahnya yang termasuk mungil bentuknya di banding rumah di kota lain di Belanda.

Berpose dengan patung nelayan di Dijk van Volendam. Sumber gambar dokumen peibadi
Berpose dengan patung nelayan di Dijk van Volendam. Sumber gambar dokumen peibadi

Tempat pertama yang saya kunjungi adalah De Dijk van Volendam. Di daerah ini, kita disuguhi desa nelayan yang bersih meskipun lokasinya langsung berada di pinggir pantai.

Banyak jenis souvenirs khas Belanda yang ditawarkan dan bila mengatakan bahwa kita berasal dari Indonesia, langsung saja kita akan diberi banyak potongan harga. Kira-kira Anda tahu mereka mengapa begitu?

Baca Juga : Pom, Pom, Pom!, Spring, Spring, Spring! For Gwangju, Korea Selatan!

Di sekitar Marina, ada banyak toko yang menyewakan pakaian tradisional para Bangsawan Belanda zaman dulu dengan sesi foto yang instagramable secara individu atau berkelompok.

Dijk van Volendam, Belanda. Sumber gambar dokumen pribadi
Dijk van Volendam, Belanda. Sumber gambar dokumen pribadi

Kedua, adalah Volendam Museum. Di situ ada banyak foto dan barang-barang di mana sejarah desa Volendam kuno bisa menjadi seperti desa yang modern seperti saat ini dengan destinasi wisatanya yang menarik. Di situ juga ada foto dari pelukis kaliber dunia, Pablo Picasso yang sering mencari inspirasi di Volendam

Ketiga, tempat yang menarik adalah Visafslag. Itu adalah tempat pengolahan ikan. Sayangnya, pelelangan ikan biasanya akan ramai pada bulan April sampai November. Jadi saya terlalu cepat berkunjung nih! yakni di bulan Maret sehingga tidak bisa menemukan suasana seperti apa proses pelelangan ikan di Volendam itu.

Tempat pelelangan ikan di Marina, Visafslag, Volendam. Sumber gambar dokumen pribadi.
Tempat pelelangan ikan di Marina, Visafslag, Volendam. Sumber gambar dokumen pribadi.

Keempat, saya juga menyusuri kanal-kanal yang ada di Volendam. Beberapa jembatan angkat seperti yang biasa kita temukan di zaman kolonial di beberapa sungai di Jakarta di masa dulu, masih bisa terlihat di Volendam. Kondisi sungai atau kanalnya sangat bersih dengan rumah bercat warna-warni berjajar rapi di kanan kirinya.

Baca Juga : Kinkaku-ji di Kyoto, Kuil Emas yang Memang Dibangun dari Emas

Kelima, Mengunjungi beberapa tempat seperti Wooden Shoe Factory, yaitu toko pembuat sepatu dari kayu yang ujungnya lancip (bakiak). Ada juga beberapa slippers (sandal di dalam rumah) yang bentuknya juga seperti terompah (sandal kayu tradisional) yang terbuat dari beludru dan terasa halus di kaki.

Marina di Dijk van Volendam, pusatnya Souvenirs. Sumber gambar dokumen pribadi
Marina di Dijk van Volendam, pusatnya Souvenirs. Sumber gambar dokumen pribadi

Waktu seharian untuk berjalan-jalan kota Volendam tetaplah kurang waktunya karena harus ke Zannse Schans, yaitu lingkungan di dekat Zaandam yang tidak jauh dari Volendam, dikenal sebagai kawasan yang memiliki kincir angin dan rumah yang kebanyakan masih terbuat dari kayu.

Begitu banyaknya daerah di Belanda yang memiliki kincir angin karena fungsi utamanya untuk mengangkat air dari sungai atau kanal dataran rendah ke sungai atau aliran kanal di dataran yang kemudian dibuang ke laut. Fungsi lainnya, untuk penggilingan gandum atau biji-bijian ( Wind Mill)

Kincir angin di Zaanse Schans. Sumber gambar dokumen pribadi
Kincir angin di Zaanse Schans. Sumber gambar dokumen pribadi

Perlu diketahui, daratan Negara Belanda, rata-rata terletak sekitar 3 sampai 5 di bawah permukaan laut. Jadi bisa dibayangkan bila air laut pasang naik, semua daerah bisa tergenang oleh air laut. Untuk itu, banyak sekali pintu-pintu air di banyak kanal yang segera ditutup bila ada pasang naik air laut.

Karena banyak air yang dibendung (dam) di suatu wilayah, tak heran nama-nama daerah atau kota di Belanda banyak yang berakhiran-dam, seperti Amsterdam, kota yang ada di bendungan sungai Amstel, atau Rotterdam yang berarti bendungan di sungai Rotte. Juga, Volendam, yang berarti bendungan yang terisi dan banyak lagi lainnya.

Baca Juga : Paris, Kota Paling Romantis dengan Jalan Paling Indah di Dunia

Rasanya tidak salah bila ada banyak mahasiswa yang belajar tentang ilmu pengairan dan saluran irigasi ke negeri kincir angin tersebut. Itu karena mereka mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah diakui oleh para ilmuwan negara lain termasuk Indonesia.

Oh, iya! Jika Anda suka membaca buku sejarah, hampir sebagian daratan di Belanda pernah digenangi air laut dan itu dilakukan dengan sengaja oleh orang Belanda sendiri untuk menghambat gerakan pasukan Jerman saat mulai menyerbu dan ingin menduduki Belanda pada masa Perang Dunia kedua.

Suasana rumah desa di Zaanse Schans. Sumber gambar dokumen pribadi frauki
Suasana rumah desa di Zaanse Schans. Sumber gambar dokumen pribadi frauki

Terakhir, artikel ini terpaksa harus segera saya akhiri di sini, karena harus segera bergegas menuju Bandara Internasional Schiphol di Amsterdam untuk mengejar penerbangan malam menuju tanah air yang diperkirakan memakan waktu hampir 16 jam dengan sekali transit di Doha, Qatar.

Catatan perjalanan ke Belanda

Artikel ditulis untuk Kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun