Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masihkah Perut Buncit Dianggap Sebagai Simbol Kemapanan Hidup?

5 Maret 2024   19:51 Diperbarui: 5 Maret 2024   22:33 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perut Buncit. Sumber gambar KOMPAS.Com

Baca Juga : Saat Konsep Hidup  Sederhana yang Tidak sesederhana dalam Teori dan Praktiknya

Nah, coba saja, phrase di atas itu diterapkan di masa ini, pasti yang menerima akan terbalik dalam meresponnya bila disebut gemuk, atau buncit. Jadi senang saat disebut kurus atau langsing. Bisa-bisa mereka tersinggung juga, dan apalagi pada gender perempuan, mereka akan meyakinkan diri bahwa badan mereka tidak gemuk atau terlalu kurus.

Sekarang mereka semua sudah menyadari bahwa ini bukan masalah gemuk, buncit yang dianggap sukses, bahagia atau mapan, melainkan tubuh ini dalam keadaan sehat apa tidak, dan itu hal yang terpenting.

Mengapa Perut Menjadi Buncit?

Saya pribadi segera introspeksi mengapa perut ini bisa terlihat agak membuncit yang seharusnya minimal rata dengan dada. Hal seperti itu sudah harus saya waspadai mengingat saya sering menjaga berat tubuh agar tetap ideal . Apalagi bila sampai menjadi buncit, pasti saya akan kesulitan untuk beraktivitas olahraga keras di lapangan tenis.

Ada beberapa faktor yang harus saya curigai sebagai penyebab perut saya menjadi sedikit buncit dan harus segera saya atasi sebelum terlambat.

Pertama, Rasanya beberapa pekan ini karena begitu banyak kesibukan kerja dan beberapa agenda lawatan kerja ke luar kota, aktivitas olahraga menjadi berkurang frekuensinya.

Kedua, Ada gaya hidup dalam pola makan yang berubah. Makan menjadi tidak teratur yang bukan karena rumah makannya, melainkan adanya rapat di hotel dan juga banyak agenda undangan resepsi pernikahan membuat pola makan serta porsinya berubah.

Ketiga, Pola makan saat tengah malam. Bagaimana tidak, dengan adanya kewajiban mencari sertifikat dalam Webinar sebagai guru untuk mengisi Platform Merdeka Mengajar (PMM), mau tidak mau, saya harus begadang sampai larut malam dan perut mudah menjadi lapar.

Keempat, Perasaan stress yang muncul karena banyak tugas sebagai guru disamping mengajar yang juga sekaligus mendidik anak bangsa agar berkarakter justru bisa memicu hormon kortisol dan bisa mengganggu metabolisme tubuh saya. Hal itu bisa membahayakan jantung serta memicu penyakit diabetes bila lengah.

Kelima, juga harus diwaspadai bahwa perut buncit bisa jadi karena adanya berbagai penyakit dalam tubuh kita. Jadi, sebaiknya sering-seringlah untuk melakukan general check up kesehatan demi memastikan dan mengantisipasi pencegahan penyakit sejak dini bila ternyata ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun