Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Seperti Apa Lukisan Affandi Seharga 5 Miliar Rupiah?

28 Februari 2024   21:23 Diperbarui: 29 Februari 2024   17:33 3659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Affandi "Maryati dan Kartika", lukisan di dalam lukisan. Sumber gambar Dokumen pribadi. Lokasi Museum Affandi Yogyakarta

"Bagi para pelaku seniman sejati, mereka diibaratkan sebuah lukisan di atas kain kanvas apapun dan bingkai pigura apapun tetap tidak akan mampu mengurangi nilai tinggi dari karya seni lukisannya"

"Bagi mereka yang bukan pelaku seni namun hanya menyukai hasil karya seni adalah ibarat sebuah lukisan apapun tetaplah dianggap bernilai tinggi bila bingkai piguranya berharga mahal, berukiran indah dan terbuat dari kayu mahal pilihan"

"Sedangkan bagi mereka yang tidak menyukai atau paham dengan nilai estetika sebuah karya seni diibaratkan sebuah pigura apapun, namun tanpa adanya lukisan di dalamnya alias kain kanvas kosong bersih"

Semua di atas itu adalah kata-kata dari orang yang bijak dalam memberikan gambaran bagaimana seseorang itu dinilai akan kemampuan mereka dalam mengapresiasi sebuah karya seni yang bernilai sastra tinggi.

Lukisan diri Affandi saat masih beraliran Naturalisme. Sumber gambar dokumen pribadi. Lokasi Museum Affandi Yogyakarta
Lukisan diri Affandi saat masih beraliran Naturalisme. Sumber gambar dokumen pribadi. Lokasi Museum Affandi Yogyakarta
Affandi, Sang Maestro

Terpana dan terkagum diri ini saat Pak Hudan, cucu menantu dari Affandi, seorang pelukis nasional yang namanya sudah tersohor di dunia nasional dan bahkan Internasional, menjelaskan bahwa ada satu buah lukisan mahakarya Affandi yang dihargai 5 Miliar Rupiah.

Baca Juga: Kecelakaan Mengerikan yang Terjadi di Depan Gerbang Sekolah

Pak Hudan saat menemani saya berkeliling museum Affandi juga menambahkan bahwa memang sudah pernah ada yang menawar lukisan itu seharga 4 Miliar Rupiah, namun tetap tidak dilepaskan mengingat nilai lukisan tersebut sangat tinggi di pasaran seni dunia.

Siapa sih Affandi itu?

Affandi dilahirkan di kota Cirebon Jawa Barat pada tahun 1907. Beliau sempat bersekolah di AMS-B (SMA) di masa penjajahan Belanda namun tidak selesai karena masa perekonomian sulit dan juga adanya gerakan kemerdekaan Indonesia dari para pemuda.

Ayahnya seorang pekerja atau sinder di sebuah pabrik gula. Oleh karena itu, tidak heran, lukisan Affandi sedikit ada sentuhan suasana perkebunan tebu dan gambaran beratnya nasib para pekerja pabrik gula di masa itu.

Lukisan Affandi di Museum Affandi, Yogyakarta tentang para pekerja pabrik gula. sumber gambar dokumen pribadi
Lukisan Affandi di Museum Affandi, Yogyakarta tentang para pekerja pabrik gula. sumber gambar dokumen pribadi

Beliau pernah bekerja serabutan mulai menjadi guru honor, penjaga tiket gedung bioskop dan juga pekerja di biro iklan pertunjukan.

Setelah menikah dengan Maryati yang berasal dari Bogor, lahirlah sosok Kartika yang merupakan gadis cantik sebagai buah cinta mereka.

Kegemarannya akan dunia seni yang terfokus pada seni melukis membuat hidupnya menjadi berubah karena Affandi mendapat beasiswa dari The Art School Shantinikatan, Tagore University, India

Hal itu dibuktikan dengan karya lukisannya yang sangat produktif tentang suasana gaya hidup, budaya, pemandangan alam serta bangunan-bangunan di masyarakat India pada saat masih kuliah di sana.

Baca Juga: Perempuan Penjual Nasi Pecel dan Tukang Pijat yang Kupanggil Ibu adalah seorang Pembohong

Pada masa mudanya, aliran Affandi adalah Naturalisme, yaitu sebuah aliran seni rupa maupun sastra yang mengutamakan kesesuaian dan kemiripan dalam menampilkan objeknya agar serealistis mungkin seperti apa yang terlihat di alam nyata.

Namun, seiring perjalanan waktu aliran atau gaya melukis Affandi berubah menjadi Ekspresionisme.

Itu adalah gaya dari seorang seniman yang cenderung untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional dalam dirinya sehingga memberikan kesan abstrak atau fiksi.

"Bunga Mahari", lukisan karya Kartika, anak gadis Affandi yang menjadi pelukis juga. Lokasi Museum Affandi Yogyakarta. Sumber gambar dokpri

Penghargaan dunia Internasional

Berkat dunia seni rupa ini, Affandi banyak berkunjung ke Negara-negara di Eropa, Asia Pasifik dan Negara ASEAN.

Hebatnya, beliau juga pernah mendapat penghargaan Doktor dari Academie Diplomatique Die La Paix, Perancis di tahun 1968.

Ada juga satu lukisan Affandi "Place Du Tertre" yang sangat indah dengan ekspresionismenya. Itu adalah pusatnya para pelukis dunia berkumpul di daerah Montmartre, Paris.

Sebut saja pelukis kaliber dunia, Pablo Picasso, Maurice Utrillo dan Affandi sering juga menghabiskan waktunya di sana saat berada di Paris.

Setelah itu, Affandi juga menerima The International Peace Award from Dag Hammarskjold Foundation, Belanda tahun 1977, juga Bintang Jasa Utama dari Presiden Soeharto pada tahun 1978 dan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2010.

Rumor Karya Affandi sama dengan Vincent Van Gough

Memang ada beberapa teman seniman Affandi yang sering mengatakan bahwa semua lukisannya setelah berpindah haluan ke aliran Ekpresionisme dianggap sama dengan karya pelukis dunia dari Belanda, Vincent Van Gogh.

Untuk menjawab itu semua, saat berada di Eropa, Affandi sengaja membuktikan dan mencermati semua karya luksian Van Gogh dan sambil tertawa, beliau menjawab bahwa gaya sapuan kuas, tinta dan kanvas yang digunakan sama sekali tidak sama alias berbeda total. Jadi rumor itu tidaklah benar.

Lukisan 'The True Fighter
Lukisan 'The True Fighter" Karya Affandi di Museum Affandi, Yogyakarta. Sumber gambar dokumen pribadi

"The True Fighter", lukisan seharga 5 Miliar Rupiah

Itu adalah sebuah lukisan dengan aliran ekspresionisme tentang pertarungan dua ekor ayam jago dengan dugaan dilukis dengan cat minyak yang mengambil setting tempat di daerah Bali pada tahun 1976.

Lukisan selebar 125 x 100 cm itu terlihat mencekam dengan gambaran suasana pertarungan antara dua kaki ayam jago yang bertaji besi.

Baca Juga: Ludah

Artikel ini rasanya tidak lengkap bila Anda sendiri tidak mengunjungi museum yang berada di Jalan Laksda Adisucipto 167 Yogyakarta dan memberikan apresiasi sastra tinggi pada karya seni almarhum Affandi secara langsung.

Makam Affandi dan Maryati yang berdampingan di samping gedung museum Affandi, Yogyakarta. Sumber gambar dokumen pribadi
Makam Affandi dan Maryati yang berdampingan di samping gedung museum Affandi, Yogyakarta. Sumber gambar dokumen pribadi

Artikel ditulis untuk Kompasiana.com

Yogyakarta, Februari 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun