Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"I Hate Monday", Satu Indikator dari Post Holiday Blues dan Solusinya

5 Januari 2024   18:12 Diperbarui: 7 Januari 2024   11:00 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi I Hate Monday | Sumber gambar dari kompas.com

"Saya benci banget dengan hari Senin!"

Kita semua sering mendengar kalimat tersebut di atas sebagai idiom di tengah masyarakat saat liburan weekend atau liburan semester selesai dan hari kembali lagi beraktivitas rutin di tempat kerja atau sekolah yang dianggap membosankan.

Oh, iya! Memangnya hari Senin mempunyai kesalahan apa hingga dijadikan sasaran kejengkelan pasca liburan oleh kita semua? Ayo kita bahas bersama biar mengenal istilah itu dengan maksudnya!

Istilah post holiday blues, itu bukan nama penyakit secara klinis, namun lebih pada perasaan depresi pada kebanyakan orang yang telah kembali pulang ke rumah sehabis liburan.

Jika kita membuka banyak referensi, sebetulnya istilah post holiday blues juga sering dikenal dengan post vacation depression atau holiday syndrome. Namun, istilah itu dipakai apabila ada orang yang mempunyai perasaan sedih yang berkepanjangan justru yang didapatkan setelah berliburan.

Baca Juga : Libur Semester Kok Malah Stres! Kok Bisa?

Bila hanya dalam jangka waktu sepekan atau dua pekan, istilah yang tepat adalah post vacation depression, yaitu perasaan negatif yang didapat dari liburan alih-alih mendapatkan perasaan senang dan kembali punya energi positif untuk meningkatkan produktifitas diri dalam belajar atau bekerja.

Sebetulnya, liburan itu adalah sarana untuk melepaskan beban stress yang bertumpuk pada diri kita setelah sekian lama bekerja atau belajar. Ironisnya, kita justru menjadi semakin stress saat liburan telah usai.

Bagaimana dengan istilah "Blue"?

Idiom 'Blue' sebenarnya jika diterjemahkan apa adanya artinya adalah 'biru'. Sedangkan, dalam idiom, Blue bisa bermakna 'sedih'. Pernah dengan orang mengatakan 'I am blue' atau 'feeling blue'? Itu artinya 'saya sedang sedih'. Akan tetapi semua arti juga tergantung dari konteks kalimatnya.

Ilustrasi liburan ke pantai yang menyenangkan dan menjadi sedih saat usai. Sumber gambar dokumen pribadi. Lokasi Pantai Watukarung, Pacitan.
Ilustrasi liburan ke pantai yang menyenangkan dan menjadi sedih saat usai. Sumber gambar dokumen pribadi. Lokasi Pantai Watukarung, Pacitan.

Mau tahu kenapa artikel ini ditulis? Saat mencermati hari Selasa, hari pertama masuk sekolah di semester genap pada tanggal 2 Januari 2024, ada hal yang aneh, yaitu banyak surat izin tidak masuk sekolah dari murid yang berada di meja lobi sekolah untuk didistribusikan ke para wali kelas.

Fenomena ini sungguh menarik untuk dikaji, mengapa para murid yang telah lebih dari sepekan berliburan, ternyata masih belum semangat untuk segera kembali ke sekolah dan maunya liburan terus. Hal itu bisa ditebak bahwa para murid terdampak dari apa yang kita sebut dengan istilah post holiday blues tersebut.

Ciri-cirinya apa juga bagi mereka yang mungkin tidak menyadari bahwa dirinya 'terpapar' post holiday blues, apa  saja itu?

  • Umumnya, ada perasaan kelelahan yang amat sangat pada tubuhnya. Bisa jadi karena sehabis perjalanan jauh, atau jetlag dari penerbangan sehingga membuat adanya perubahan aktivitas sehari-harinya. Masalah perbedaan waktu dan cuaca pada daerah yang dikunjungi juga bisa menjadi pemicunya.
  • Mudah tersinggung, cemas, atau tidak nyaman bila ada ucapan yang tidak bersifat membangun sepulangnya dari menjalani liburan.
  • Masih adanya perasaan senang yang berlebihan saat berliburan karena bebas dari beban belajar di sekolah atau pekerjaan kantor. Sulit membuang perasaan sweet nostalgic pada dirinya.
  • Sulit tidur sehabis liburan dan dampaknya, tubuh menjadi kurang beristirahat cukup sehingga membuat orang jadi malas untuk memulai beraktivitas yaitu belajar atau bekerja lagi.

Tidak heran, saat hari  Senin tiba, banyak orang yang mengatakan 'Saya benci banget hari Senin!'. Meskipun mereka tetap juga berangkat ke kantor untuk bekerja atau ke sekolah untuk belajar. Itu karena di dalam dirinya sudah tertanam adanya antipati keengganan untuk kembali ke rutinitas setelah liburan.

Biasanya post holiday blues  itu hanya berlangsung selama dua pekan, namun bila berkelanjutan, perlu adanya bentuk konsultasi dari guru, orangtua, atau pakar konseling untuk membantu dalam memulihkan semangat positif dari mereka, para penderita post holiday blues yang hilang tersebut.

Solusinya bagaimana?

Untuk mencegah adanya post holiday blues setelah kita berliburan, ada beberapa langkah yang patut untuk dicoba sebelum kembali ke rutinitas.

Pertama. Biasakan tubuh untuk beristirahat di rumah selama 3 hari sebelum kembali ke sekolah atau bekerja. Semua itu semata untuk memberikan kesempatan pada tubuh kita untuk beradaptasi lagi. Hal itu termasuk juga mengembalikan jadwal tidur kita secara teratur seperti hari-hari sebelum liburan seperti berolahraga, ibadah dan mengerjakan hobi seperti biasanya.

Kedua. Awali hari pertama sekolah atau bekerja dengan kegiatan yang menyenangkan dan tidak terlalu memforsir tenaga serta pikiran kita. Bayangkan saja apa jadinya bila hari pertama setelah liburan semester, tiba-tiba muridnya diberikan ulangan? Bisa klenger, kan?!

Ketiga. Biasakan menjadwal liburan jauh hari sebelum liburan tiba dan kembali pulang ke rumah sepekan sebelum hari pertama sekolah atau mulai bekerja di kantor agar ada jeda bagi diri untuk beradaptasi lagi (cooling down) agar tidak terkena post holiday blues.

***

Pada prinsipnya, tidak semua orang yang pasca berliburan mengalami post holiday blues. Bisa jadi hal itu karena baik buruknya perencanaan liburan, keuangan, pengalaman dan daya tahan setiap orang itu berbeda.

Anehnya, saya sebagai guru tidak pernah terkena dampak post holiday blues, bukan karena saya tangguh, namun karena sebagai guru tidak ada istilah 'liburan' seperti halnya para murid saat liburan semester. Para guru tetap masuk sekolah seperti biasa dan harus mengisi presensi kehadiran.

Tidak heran Pak Jokowi dalam sambutannya di acara peringatan hari PGRI dan Hari Guru Nasional pernah menyampaikan bahwa, tingkat stress tertinggi bagi para pegawai saat ini ada pada mereka yang berprofesi guru.

Magetan, 5 Januari 2024

Artikel ditulis untuk Kompasiana.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun