Hanya saja, banyak akun medsos saat ini menggunakan nama palsu atau alias dan juga data diri serta profil foto yang bukan dirinya dan hal itu bisa ditengarai ada niat lain yang mengarah pada 'kejahatan' dalam berinteraksi.
"Artinya, background Check Medsos itu sangatlah perlu dan harus dilakukan"
Bila tidak hati-hati, akhirnya diketemukan banyak kasus seperti adanya dokter gadungan yang jadi kepala Puskesmas di Surabaya. Juga menjadi Tentara atau Polisi gadungan dan kasus buruk lainnya.Â
Ingat!, banyak yang terpedaya dengan akun medsos seperti itu dan sebaiknya selalu berwaspadalah!
Ketiga adalah aktivities history dan etika dalam ber-medsos.Â
Dalam hal ini, ada aktivitas history yang bisa dicermati dari dinding akun media sosial seseorang akan apa yang ditampilkan serta kemampuan mereka dalam penggunaan bahasa.
Akhirnya kita bisa berazaz praduga tak bersalah dari background pemilik akun media sosial tersebut bahwa mereka bisa dikategorikan sebagai orang yang Well educated person, Educated person atau Uneducated person. Tinggal kita sendiri yang harus pandai mencermati karakter dan kepribadian mereka.
Tidak heran, secara etika dibenarkan untuk TIDAK meng-approved pertemanan yang diminta oleh orang yang tidak dikenal atau direkomendasikan oleh sahabat dekat. Memberikan nomor kontak gawai sahabat kita pada orang lain juga sangat tidak diperbolehkan tanpa seizin dari pemiliknya.
Kadang kita abai akan hal itu. Kita sering main gampang saja yang seolah-olah beranggapan bahwa semua orang di dunia ini bersifat jujur dan bertanggung jawab yang padahal banyak kejahatan yang mengintai di balik akun medsos kita semua.
Jadi bijaksanalah dalam berinteraksi di media sosial, selamatkan data sahabat dan keluarga Anda, serta gunakan medsos dalam hal kebaikan dan itu akan menjadi jejak digital positif dari Anda selamanya.
Salam