Mencermati pemberitaan yang ada di portal berita online, seputarjatim.co.id perihal bupati Magetan, Dr.Drs. Suprawoto, M.Si yang berpamitan dengan para pedagang di pasar sayur selepas salat Jumat, 01/09/2023, sungguh menarik untuk diapresiasi atau dimaknai positif sebagai sesuatu yang berbeda daripada umumnya saat ada kepala daerah pamit.
Siapa juga warga Magetan yang tidak kenal dengan Kang Woto, yaitu nama panggilan akrab yang diberikan oleh masyarakat kepada beliau sebagai Bupati Magetan terpilih pada periode 2018-2023.
Nah, pada tanggal 24 September 2023 yang kurang sisa dua pekan lagi, di masa menjelang berakhirnya tugas beliau, di setiap kesempatan dan di manapun, momen itu digunakan oleh beliau untuk berpamitan kepada seluruh masyarakat Magetan.
Bagaimana memaknai pamitan beliau yang dilakukan selepas salat Jumat di Masjid Baiturochim di area Pasar Sayur Magetan?
Sebetulnya, untuk pejabat selevel bupati, sangatlah mudah bagi Kang Woto untuk mengundang seluruh perwakilan elemen masyarakat, pengusaha dan pejabat lainnya untuk hadir di Balairung salah satu hotel atau Pendapa Kabupaten yang luas untuk berpamitan.
Namun, alih-alih melakukan itu, beliau lebih nyaman untuk mendatangi berbagai tempat di pelosok Magetan dan kesempatan hanya untuk berpamitan langsung pada masyarakat cilik yang menjadi tanggung jawab beliau pada masa bhaktinya sebagai pemimpin daerah.
Bila dicermati pada kalimat pamitannya, sama sekali beliau tidak pernah menonjolkan kesuksesannya selama menjadi orang nomor satu di Kabupaten Magetan.Â
Padahal prestasi dari program beliau sudah banyak dinikmati masyarakat dan diakui oleh pemerintah pusat yang dibuktikan dengan berbagai penghargaan skala nasional yang dianugerahkan untuk Kabupaten Magetan.
Justru, dalam sambutannya di berbagai kesempatan, beliau menyampaikan banyak permohonan maaf bila selama memimpin Magetan karena masih banyak yang ide-ide atau program dari beliau yang belum bisa diwujudkan secara maksimal.
Salah satunya adalah bagaimana membangun pasar sayur tradisional Magetan menjadi icon modern berskala regional dan nasional guna lebih meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan para pedagang.
Itulah makna kedekatan Kang Woto yang selalu murah senyum, humble dan akrab dengan wong cilik di Magetan ini memang layak menjadi suri tauladan.
Juga ketiga putra dan putrinya yang kesemuanya sudah mandiri, adalah penerima berbagai beasiswa di Australia, Belanda, dan Amerika. Bagi Kang Woto, pendidikan yang berkualitas adalah kunci utama perubahan masyarakat menjadi lebih baik dan maju.
Di balik kehebatan Kang Woto, ada sosok perempuan keibuan dan tegas yang selalu memberikan dukungan pada tugas-tugas beliau. Siapa lagi bila bukan Ibu Titik Suprawoto, yang awal tahun ini baru memasuki purna bhakti sebagai ASN Guru yang menjabat sebagai Kepala di SMPN 1 Magetan.
Setelah bupati Magetan, Suprawoto, yang didampingi oleh Nanik Sumantri sebagai wakil bupati Magetan meletakan jabatannya timbul banyak pertanyaan dari masyarakat tentang siapa sosok yang akan menjadi Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) sebagai bupati Magetan sampai masa Pemilihan Kepala Daerah berikutnya terpilih?
Bagaimana dengan program-program Suprawoto untuk Kabupaten Magetan berikutnya?
Sebagai masyarakat biasa, rasanya berlebihan bila terlalu berspekulasi tentang pejabat berikutnya. Hanya saja, yang paling penting adalah program-program dan ide dasar yang sudah diletakan Kang Woto, itu yang harus dilanjutkan oleh bupati periode berikutnya.
Salah satunya, keberanian Bapak Suprawoto melantik banyak guru berprestasi dan guru penggerak menjadi kepala sekolah dasar dan menengah pertama sesuai instruksi Mas Nadiem Makarim, Mendikbudristek adalah langkah yang patut diapresiasi tinggi oleh semua stakeholders pendidikan.
Memberikan kepercayaan pada mereka yang muda untuk berani memimpin, menuangkan dan mewujudkan ide-ide brilian serta berinovasi dan berkreasi di dalam dunia pendidikan harus dimaknai sebagai satu tantangan dan amanah demi generasi muda Magetan menjadi lebih maju dan hebat.
Kang Woto sangat peduli dengan semua peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Magetan. Tidak peduli berstatus ASN, pelajar atau masyarakat desa, semua dipacu untuk melek berliterasi. Bahkan, Gedung Khusus Literasi juga sudah dibangun di Kecamatan Plaosan.
Hal itu juga dibuktikan dengan ide beliau untuk menggandeng Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Negeri Sebelas Maret Solo (UNS) untuk membangun gedung kampusnya di Magetan agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh kuliah di kampus negeri di kota lain.
Para pelajar tingkat SMA, SMK dan Mahasiswa serta masyarakat umum, disediakan ajang kreativitas lomba Inovasi Teknologi karena Kang Woto ingin, kelak akan ada penemu atau ilmuwan muda dari Magetan yang mampu menjawab tantangan global di masa depan.
Masalah kesehatan yang berfokus pada penanganan stunting dan masalah buruh di masa Covid-19, pernah menjadi tantangan Kang Woto di awal tahun 2020. Itu juga berdampak pada perekonomian masyarakat Magetan dan dengan keikhlasan kerja diamnya, beliau mampu mengatasi serta mencegah adanya gelombang PHK dari beberapa perusahaan yang ada di Magetan.
Juga adanya Mall Pelayanan Publik (MPP) untuk semua pelayanan masyarakat yang berhubungan dengan birokrasi, cukup dilakukan di satu tempat itu.
Bahkan, Mall Pelayanan Publik yang berlokasi di lantai 2 Pasar Baru Magetan ini diklaim terbaik dan dijadikan rujukan bagi semua daerah lain oleh Pemerintah pusat dalam memberikan pelayanan prima pada masyarakat.
Apa Pekerjaan Rumah (PR) dari program Kang Woto yang belum bisa terwujud?
Pertama, Magetan perlu adanya Exit Tol, yaitu akses jalan masuk langsung dari dan ke arah Magetan.
Selama ini, akses kendaraan masuk jalan Tol (Tariff On Location) atau bebas hambatan harus lepas dari luar kota yang terdekat dengan Magetan, yaitu Ngawi dan Madiun. Semua kota itu sangat berjarak lumayan jauh dari Magetan.
Kedua. Penyelesaian jalan kembar (Twin road) dari Kecamatan Maospati-Sukomoro sampai masuk kota Magetan yang terhenti pembangunannya karena bencana pandemi Covid-19, menjadi prioritas di masa mendatang untuk kelancaran akses peningkatan semua sektor perekonomian.
Ketiga. Perlu adanya gedung indoor untuk beberapa cabor yang mempunyai potensi dalam meningkatkan prestasi para atlit Magetan seperti lapangan tenis, badminton, dan cabang olahraga lainnya.
Pria tinggi penggemar gowes dan tenis ini tetap akan berkomitmen dan berjuang dalam membangun Magetan meskipun nanti sudah tidak menjabat sebagai bupati lagi.
Terlepas dari disukai, dipuji, dicemooh atau di-rasani sekalipun, bagi Kang Woto, beliau hanya menjalankan amanah lurus-lurus saja apa adanya.Â
"Dihina pun tidak tumbang, dipuji, beliau juga tidak akan melayang"
Itulah sosok Kang Woto, bupati Magetan yang santun, rendah hati dan bersahaja yang saya kenal.
Coretan tengah malam, Magetan 8 September 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H