Semua itu karena pengalamannya bagaimana bertahan hidup (survival) di masa sulit dan juga kecintaannya pada alam liar saat bertugas di beberapa negara seperti India dan Afrika sebagai seorang militer yang berpangkat Kolonel.
Bagaimana dengan Kepanduan Indonesia?
Pertama kali, Kepanduan dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia dan segera menjadi organisasi kepanduan yang menjamur dimana-mana dengan banyak afiliasi berbeda berdasarkan suku, agama, kepentingan kelompok serta beberapa tujuan lainnya yang menyimpang dari tujuan kepanduan yang utama.
Melihat hal itu, Soekarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama, segera mengadakan Rapat atau Majelis Pimpinan Nasional untuk membahas tentang kepanduan di Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961.
Demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, semua organisasi Kepanduan di Indonesia dilebur menjadi satu dengan nama PRAMUKA. Istilah itu diusulkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang berasal dari istilah POROMUKO, yang berarti pasukan terdepan.
Namun, diakronimkan dengan Praja Muda Karana yang berarti "Yang muda yang berkarya hebat". Karena itulah, sejak itu bisa menjawab pertanyaan mengapa Sri Sultan Hamengku Buwono IX dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia sampai saat ini.
Selanjutnya, Presiden Soekarno juga menetapkan Tunas Kelapa sebagai simbol resmi Gerakan Pramuka Indonesia.
Bagaimana dengan peranan gerakan Pramuka saat ini?
Melihat banyaknya kegiatan positif yang dihasilkan dari gerakan Pramuka di Indonesia yang utamanya menanamkan rasa nasionalisme pada para generasi muda zaman sekarang, tidak heran Gerakan Pramuka ini dijadikan ekstra kurikuler wajib di setiap sekolah.
Bahkan, setiap instansi pendidikan negeri maupun swasta di tanah air, pasti mempunyai Gugus Depan atau GuDep sebagai pangkalan yang berhubungan dengan kegiatan kepramukaan itu sendiri.
Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam nafas Dasa Dharma, Tri Satya dan Ikrarnya merupakan panduan dan pedoman untuk hidup bermasyarakat dan bernegara bagi mereka setiap insan Indonesia yang mengaku sebagai Pramuka sejati yang Pancasilais.