Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pramuka, Masihkah Berperan Penting di Era Milenial Ini?

14 Agustus 2023   20:40 Diperbarui: 15 Agustus 2023   10:46 2937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyampang peringatan ke-62 Hari Pramuka Indonesia yang dirayakan dengan upacara di berbagai jenjang sekolah pada tanggal 14 Agustus 2023 dan mendengarkan pidato tertulis yang mengusung tema "Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Proporsional", tentu saja mengusik pikiran terdalam diri ini akan eksistensi Pramuka di era milenial.

Sambil berdiri tegap saat upacara, banyak pertanyaan yang berseliweran akan peranan Pramuka pada generasi muda saat ini, khususnya pada mereka yang sering disebut dengan Gen Z, yaitu mereka yang dilahirkan antara tahun 1997-2012.

Karakteristik Generasi Z ini cukup santai, cerdas, tidak mau terpaku pada satu jenis pekerjaan, bahkan bisa alih profesi karena mengutamakan kenyamanan hati dan pikirannya sendiri.

Kemapanan dalam penampilan kerja bukanlah target utama dalam menjalani kehidupan ini, melainkan besarnya penghasilan yang didapat.

Hebatnya, rata-rata para Gen Z ini sangat menguasai teknologi khususnya di bidang komputer dan informatika.

Mencermati karakteristik tersebut, adakah dampak positif pramuka bagi mereka? 

Juga, masihkah Pramuka diminati oleh Gen Z? atau Sanggupkah gerakan Pramuka menjadi filter pengaruh budaya negatif bangsa lain pada pembentukan karakter yang tangguh dari generasi muda bangsa kita di era global ini?

Semua pecinta gerakan Pramuka pasti paham dan ingat bahwa predikat bapak Pandu se dunia adalah Lord Baden Powell, seorang warga negara Inggris yang meletakkan sendi dasar akan nilai-nilai mulia dalam organisasi yang saat ini sudah mendunia tersebut.

Dari situs resmi Kemendikbud, sebetulnya nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Baden Powell dan berkat jasa-jasanya dalam pengabdian di dinas militernya, beliau mendapat gelar kebangsawananya-Lord Baden-Powell of Gilwell dari Pangeran Wales pada tahun 1926.

Setelah mendirikan organisasi Kepanduan pada tahun 1910, Jambore Pandu se dunia pertama diinisiasi oleh beliau pada tahun 1920 dan di pada momen itulah, Baden Powell dinobatkan sebagai bapak Pandu se-dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun