Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Istana Gyeongbokgung dan Jasa Sewa Hanbok, Perlukah Ditiru atau Diadopsi?

19 Juni 2023   15:00 Diperbarui: 24 Juni 2023   08:45 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkeliling istana Gyeongbokgung dengan hanbok. Sumber gambar Dokumen pribadi

Sudahkah Anda menonton drama Korea yang berjudul "Secret Romantic Guesthouse"?

Bersetting di kota Hanyang (Seoul), cikal bakal lokasi berdirinya istana Gyeongbokgung . Jika belum, sebaiknya tonton dulu saja mumpung masa liburan anak sekolah sudah dimulai, nih!

Drama dengan 18 episode yang berlatar belakang kerajaan di masa dinasti Joseon, Korea di masa lalu saat belum terbagi menjadi Korea Utara dan Selatan, dirilis oleh SBS, Penyiaran Televisi Korea Selatan pada bulan Maret 2023 ini sangat menarik untuk ditonton.

Dibumbui dengan kisah sejarah perebutan kekuasaan plus kisah komedi romantis ala drama Korea pada umumnya, diperankan apik oleh si cantik Shin Ye-Eun dan Ryeon.

Namun, kali ini bukan untuk mengulas plot cerita dan karakter para pemain utama dan pembantu dalam drama yang populer tersebut, melainkan pada sedikit sisi istana dan pakaian hanbok serta pada dampak jasa sewa pakaian terhadap eksistensi budaya dan ekonominya.

Suasana halaman dalam istana Gyeongbokgung, Seoul. Sumber gambar Dokumen pribadi
Suasana halaman dalam istana Gyeongbokgung, Seoul. Sumber gambar Dokumen pribadi

Istana Gyeongbokgung

Dari buku panduan dalam bahasa Inggris yang saya dapatkan serta referensi dari Seoulguide.com, Sebetulnya, pusat pemerintahan negara Korea di zaman Joseon itu ada di Kota Kaesong, daerah di Korea sebelah utara.

Akan tetapi di tahun 1395, Raja Taejo dari Dinasti awal Joseon membangun Istana Gyeongbokgung di kota Hanyang yang kemudian berubah nama menjadi Kota Seoul dan memindahkan pusat pemerintahan di kota ini, bahkan sampai sekarang di Korea Selatan.

Arti Gyeongbokgung Palace adalah "Palace greatly blessed by Heaven" yang terjemahan bebasnya adalah Istana Agung berkah dari Tuhan. Istana indah dan luas ini dikelilingi oleh gunung Bugaksan dan gunung Namsan (lokasi Namsan Seoul Tower berdiri).

Prajurit pengawal istana Gyeongbokgung, Seoul. Sumber gambar dokumen pribadi.
Prajurit pengawal istana Gyeongbokgung, Seoul. Sumber gambar dokumen pribadi.

Masa Pendudukan Jepang

Invasi awal Jepang tahun 1592-1598 masa itu, istana Gyeongbokgung terbakar habis. Ada desas-desus, bahwa yang membakar bukanlah orang Jepang, tapi para orang Korea sendiri yang menjadi budak di dalam istana.

Mereka melakukannya karena ingin data catatan nama mereka sebagai budak bisa ikut terhapus selamanya di kebakaran yang menghabiskan keseluruhan bangunan utama istana Gyeongbokgung tersebut.

Setelah kejadian yang menyedihkan itu, bekas istana yang pernah berdiri megah dibiarkan menjadi puing reruntuhan dan arang selama hampir 270 tahun.

Restorasi Istana Gyeongbokgung, Seoul dimulai tahun 1868 dengan menggabungkan arsitektur China dan Korea. Utamanya pada Pintu Gerbang Gwanghwamun yang menjadi icon tersendiri bagi masyarakat Korea selatan sampai detik ini.

Ilustrasi pengawal masa Joseon, Korea. Sumber gambar Dokumen pribadi
Ilustrasi pengawal masa Joseon, Korea. Sumber gambar Dokumen pribadi
Jasa Sewa Hanbok, Pakaian Tradisional Korea

Selama bertugas lima kali ke Korea Selatan dengan agenda yang berbeda, ada satu hal yang menarik perhatian saya untuk mencermati bisnis sewa pakaian hanbok untuk pria dan wanita yang berkunjung ke Negeri Ginseng merah ini.

Disamping prospek bisnis pada pertambahan devisa di destinasi wisata, juga budaya aslinya akan lestari dan senantiasa terjaga selama berabad-abad.

Ide jasa sewa pakaian hanbok selama berkeliling di sekitar Istana Gyeongbokgung sangatlah menarik untuk ditiru. Untuk itu, saya mencoba mengobservasi sebagai gambaran umum jasa sewa pakaian hanbok itu.

Tinggal merogoh kocek 13.000 Won per jamnya atau sekitar Rp. 150.000, kita bisa sewa bebas memilih Hanbok untuk Raja, Ratu, Dayang, Putra atau Putri Mahkota, Prajurit, Ksatria atau menteri.

Saat Anda mengenakan pakaian hanbok bersama ratusan pengunjung dari belahan dunia dan berada di lingkungan istana yang masih terlihat orosinil itu, rasanya ada yang menyedot pikiran dan jiwa Anda dalam lorong waktu untuk berimajinasi kembali dan hidup di masyarakat Joseon pada abad 16.

Bisakah jasa sewa pakaian di destinasi wisata di Korea Selatan tersebut untuk diitiru atau diadopsi di Indonesia?

Jika ada pertanyaan seperti tersebut di atas haruslah dipahami dulu, bahwa :

Pertama, Makna kata "ditiru" di atas adalah pada ide dasarnya, yaitu sewa pakaian tradisional pada lokasi wisata atau satu tempat. 

Katakanlah kita berkunjung ke Bali sebagai contoh, adakah pakaian kerajaan di sana yang bisa dikenakan untuk para pengunjung?

Bila datang ke candi atau suku pedalaman di Sumatera atau Kalimantan, bisakah ide sewa pakaian tradisionalnya untuk diwujudkan di destinasi di sana?

Berkeliling istana Gyeongbokgung dengan hanbok. Sumber gambar Dokumen pribadi
Berkeliling istana Gyeongbokgung dengan hanbok. Sumber gambar Dokumen pribadi

Kedua. Makna "adopsi", sebenarnya berlaku untuk pengesahan secara hukum atas pengakuan akan anak orang lain, tapi pada konteks di sini, ide sewa pakaian negara lain dibawa secara utuh dan diterapkan di negara si pembawa.

Seperti budaya, baju hanbok, nuansa negeri ginseng di bawa ke sini atau baju Kimono, Jepang, banyak ada di beberapa destinasi wisata di tanah air kita. 

Mereka umumnya tidak hanya menyediakan photo booth untuk ber-selfie ria demi konten medsos para pengunjungnya.

Termasuk bangunan sebagai icon ciri khas negara lain juga banyak dibangun di tanah air, seperti menara Eiffel, Tokyo Tower, Piramid, Patung Merlion, atau Liberty. 

Bila Anda berfoto dengan sudut instagramable yang seolah-olah, bagi yang belum berkesempatan, sudah merasa berada di negara tersebut.

Ide mana yang terbaik?

Semua ide sih sah-sah saja, asalkan tidak ada unsur pemaksaan atau bersifat SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) dalam melestarikan budaya yang bisa menimbulkan gesekan multi dimensi di kehidupan masyarakat kita yang majemuk.

Salam
Catatan Seoul, Korea 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun