"Biasanya orang yang jatuh cinta itu saat dalam kondisi mabuk di lautan asmara, dan selalu terbuai mimpi dalam dunia pernikahan. Namun, memilih bercerai saat mereka mulai sadar dan terbangun".
Saat Dewi Amor, yaitu dewi cinta menyuruh si Cupit, anak kecil bersayap sambil membawa busur dan anak panah untuk menembak hati seseorang yang lagi mabuk asmara, di situlah logika anak Zeus mulai hilang dan hanya mempunyai perasaan indah saja yang dominan.
Itulah legenda dari Yunani dan semua itu hanya fatamorgana di dunia asmara. Mereka yang terpanah oleh Cupit, tidak bisa membedakan makna hakiki akan Cinta sejati. Mereka tidak menyadari bahwa Cinta dan Benci itu garis batasnya tipis dan bisa berpindah tempat secara cepat.
Sungguh, tema asmara memang selalu menarik untuk dibahas bersama, terutama bagi mereka yang saat sedang 'jadian' dengan seseorang, atau katakanlah lagi pacaran.
Bagi mereka yang telah terpanah, pasti dunia ini serasa milik berdua, bahkan orang lain di sekitarnya akan dicuekin aja dan dianggap sebagai orang yang hanya numpang atau ngontrak. Sedangkan bagi para Jomblo, udahlah! Sebaiknya jangan ngiri ya!, bila melihat mereka. Saran saya, mending Anda nganan aja deh!
Siapa yang mampu melarang anak pacaran?
Pacaran yang dianggap sebagai hubungan asmara yang khusus, tujuannya untuk mengenal lebih dekat kelemahan dan kelebihan calon pasangan kelak sebelum hidup berumah tangga selamanya adalah motivasi mengapa mereka sudah mulai berani berpacaran sejak masih berada di bangku sekolah atau kuliah.
Dilarang? Siapa juga yang mampu melakukannya? Orang tua atau guru sekali pun tidak akan bisa mencegahnya. Justru, semakin dilarang, mereka akan semakin berani dan bisa menjadi penyesalan semua pihak di belakang hari bila nekat.
Bagi mereka yang mampu dan berhasil menjalani fase masa berpacaran, dalam tanda kutip, bukan karena Cinta Monyet seperti halnya anak sekolah dasar, menengah pertama atau atas (SD, SMP dan SMA) yang sudah merasa bahagia bila berpandang-pandangan saja, bisa jadi akan memberikan pembelajaran hidup yang positif. pada fase berumah tangga.
Tapi semua itu merupakan fase awal saat kita semua mulai dari masa puber, remaja, dewasa dan tua. Ketertarikan pada lawan jenis adalah satu anugerah umat manusia di dunia dan itu ada masanya. Â
Namun, juga jangan heran bila banyak yang gagal sebelum memasuki fase berumah tangga dalam menjalin hubungan asmara pada fase awal, karena jiwa labil mereka yang masih sulit membedakan mana nilai dan makna akan cinta sejati dengan nafsu serta ego diri mereka.
Menabung bersama pacar selama masa pacaran?
Aneh ya? Tapi itu mungkin terjadi loh! Â Saya ingin berbagi kisah bahwa semua hal itu di atas, sudah saya alami dan jalani.
Saya bepacaran sejak awal kuliah sampai bekerja, dan itu hampir 6 tahun lamanya. Selama waktu itu, terutama setelah bekerja, kami berdua walaupun masih pacaran mencoba untuk menabung bersama demi persiapan ke jenjang hidup berkeluarga.
Kami menyadari bahwa hidup berumah tangga itu bukan melulu atau cukup bermodalkan CINTA saja. Kebutuhan Ekonomi, materi, kedewasaan pikiran, logika, kesehatan dan faktor lainnya juga sama pentingnya untuk menuju kehidupan keluarga bahagia yang langgeng.
Saat pacaran itu, tabungan bersama yang kami jalankan adalah dalam bentuk investasi pada logam mulia atau perhiasan emas karena harganya cenderung naik atau stabil.Â
Sedangkan semua perabotan rumah tangga, tempat tidur, lemari, meja dan lainnya saya pesan dari dana pribadi pada perusahaan mebel kayu jati karena tahan lama.
Nabung bareng pacar dalam hal keuangan, deposito adalah pilihan yang tepat dengan berbagai pertimbangan seperti faktor belum memutuskan kota di mana kami tinggal, kantor seperti apa kami ditempatkan, beli rumah seperti apa untuk ditinggali dan lainnya.
Sebelum membuat keputusan seperti itu, saya sudah sangat memahami betul karakter, sifat, dan kepribadian pacar saya selama 6 tahun kami jadian. Oleh karena itu, saya percaya penuh padanya akan semua investasi bersama atau tabungan pun juga atas nama pacar saya.
Saat itu TIDAK ada ketakutan sama sekali bahwa bagaimana jika kami putus hubungan sebagai kekasih? Apa yang terjadi pada tabungan dan investasi kami berdua? Pembagiannya bagaimana bila itu terjadi?
Saya tidak pernah memikirkan hal itu, juga klausul pembagiannya. Hal yang saya ingat, justru bila itu terjadi, saya akan memberikan secara ikhlas tanpa syarat semua investasi logam mulia dan tabungan deposito kepada kekasih saya bila terpaksa kami memang ditakdirkan untuk 'putus' hubungan kasih.
Saat itu, banyak yang menganggap bahwa saya telah berspekulasi berani dan berinvestasi ceroboh.
Akhir cerita, bisa Anda menebaknya, apakah kami berdua akhirnya menuju pelaminan dan hidup bahagia bersama sampai sekarang?
Salam
Magetan 5 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H