Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Junk, yang Bukan Bermakna Sampah!

11 Mei 2023   13:26 Diperbarui: 11 Mei 2023   20:56 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai jenis brosur, pamfet, panduan, selebaran dan lainnya. Foto Dokpri.

Aneh ya? Masak sih ada istilah Junk tapi bukan sampah. Padahal sudah kita ketahui bersama bahwa istilah junk yang berasal dari kata Bahasa Inggris itu sendiri memang artinya sampah. 

Jika tidak percaya, coba saja buka kamus!  Pasti artinya seperti itu.

Istilah junk itu dipakai pada penggunaan kata yang bermakna tentang sesuatu yang indah atau enak, tapi tidak memberikan manfaat apapun sehingga terpaksa disebut sebagai sampah atau sesuatu yang tidak berguna.

Ada di mana istilah junk itu?

Pertama, Junk food sebagai misal. Makanan yang terkadang diasosiakan sebagai fast food (cepat saji), dengan tampilan yang terlihat lezat namun sesungguhnya makanan itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh bagi yang menyantapnya.

Bagaimana tidak, terkadang hanya menu nasi tanpa sayuran dengan lauk ayam goreng tepung plus saos sambal sangat disukai utamanya mereka para anak kecil. Itu pun harganya luar biasa mahalnya.

Orang tua mau mengomel seperti apapun tetap kalah dan menuruti keinginan anak mereka. Bahkan, junk food yang dikonsumsi oleh orang dewasa lebih berbahaya lagi.

Sayur jenis apapun yang setiap saat kita panasi agar tidak basi, kadang lebih dari tiga hari dianggap lebih lezat di cita rasanya.  Padahal, sama sekali tidak ada kandungan gizi, protein, atau nutrisi di dalam makanan itu.

Mau tahu namanya?  Yah, itulah Blendrang atau makanan yang dimasak kemarin. Bila merujuk ke analisa semantik dalam ilmu kebahasaan, istilah itu diduga dari kata Bahasa Inggris, yaitu Blind Drunk dan terbaca 'blendrang'.

Blind artinya buta.  Sedangkan Drunk artinya mabuk. 

Logikanya, bayangkan saja ada orang yang buta tapi mabuk. Terus, gimana juga bisa berjalan dengan benar, sehat dan selamat? Jadi, istilah itu diberikan pada mereka yang gemar mengkonsumsi makanan basi. Berbahaya, kan!?

Karya seni yang indah dari jiwa seni yang tinggi. Foto Dokpri.
Karya seni yang indah dari jiwa seni yang tinggi. Foto Dokpri.

Kedua, Junk mail. Itu adalah istilah untuk surat atau kertas indah tapi dianggap tidak memberikan manfaat dan sering dibuang atau berakhir begitu saja di tempat sampah.

Pada kasus surat elektronik (e-mail) yang tidak jelas sumbernya pun bisa dikategorikan Spam, yaitu informasi menyesatkan yang bersifat hoaks, SARA, porno, dan termasuk phising (pencurian data) yang bisa dianggap sebagai tindakan kejahatan dunia maya.

Sebaiknya junk email atau spam seperti itu diabaikan saja demi keamanan kita.

Ketiga, Junk paper.  Saya yakin, kita semua pernah atau mungkin sering menerima kertas tercetak dalam bentuk selebaran, pamflet, brosur, kartu undangan pernikahan yang super indah dan sebagainya. 

Itu setiap harinya biasanya dibagikan saat berada di mall, traffic light di jalan raya, di pameran atau di lembaga pendidikan seperti kursus dan outlet untuk promosi dalam rangka salah satu strategi marketing dari sebuah produk.

Saya juga sering menerimanya, namun sering tersimpan karena semua itu saya anggap sebagai satu bentuk dari kreasi seni yang indah.

"Bagaimana menuangkan ide informasi dan komunikasi yang efektif ke dalam bentuk pamflet, banner, brosur atau lainnya adalah suatu karya seni yang seharus patut diapresiasi tinggi oleh kita semua"

Juga, saya mendapatkan banyak sekali informasi yang dibutuhkan dari selebaran, brosur, dan pamflet yang saya dapatkan. Bahkan, sebagian saya pergunakan sebagai sumber atau referensi penulisan artikel apapun.

Nah, itu yang dimaksud Junk (sampah), namun bermakna (bukan) sampah saat kita mendapatkan manfaat dan informasi yang dibutuhkan. Semua terserah pada diri kita sendiri dalam memaknainya.

Termasuk, baru-baru ini saya menerima hal itu di ajang pameran seni di sekolah, tapi tidak saya anggap sebagai sampah ( junk mail atau junk paper), melainkan sebuah bagian terbaik dari karya seni indah dari anak didik yang harus dihargai karena dibuat dengan segenap hati dan jiwa seni mereka.

Salam Literasi Seni!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun