Pernahkah Anda menonton acara televisi Jepang yang terkenal lucu dan menggemaskan, yaitu Takeshi Castle atau Benteng Takeshi?
Program televisi yang sudah disulih ke dalam Bahasa Indonesia itu bisa membuat para pemirsa tertawa terbahak lepas karena banyak penantang yang kesulitan dan gagal untuk menembus kastil atau bahkan malah masuk ke jebakan yang sudah disiapkan di dalam Benteng Takeshi.
Baca Juga : Kinkaku-ji di Kyoto, Kuil Emas yang Memang dibangun dari Emas
Dalam sejarah benteng pertahanan selama abad pertengahan di Jepang, memang kisah nyata bahwa banyak perangkap yang dibuat di beberapa Castle (Kastil atau Istana) di Jepang.
Untuk diketahui, jumlah total dari Kastil di Jepang sebenarnya ada lebih dari 20 bangunan yang menjulang megah dan rata-rata sampai dibangun 4 tingkat.Â
Namun, hanya sekitar 10 sampai 12 Kastil yang sekarang paling sering direkomendasikan oleh para travellers untuk dikunjungi karena keindahan dan perawatannya sehingga bangunan Kastil itu tetap terjaga keasliannya.
Salah satunya adalah Kastil Okayama yang berdiri megah di pinggir Sungai Asahi di Kota Okayama. Untuk menuju ke sana, sarana transportasi dengan bus umum atau Kereta api seperti Shinkansen bisa menjadikan pilihan yang tepat.
Dari Stasiun Osaka cukup menghabiskan satu sampai dengan satu setengah jam perjalanan untuk tiba di stasiun Okayama ( Okayama Eki).
Baca Juga : Nikoniko Shimasu
Kastil yang dibangun selama 8 tahun di abad 16 atas perintah dari Penguasa Jepang, Toyotomi Hideyoshi, telah dirampungkan oleh penguasa Okayama saat itu, Ukita Hidele di tahun 1597.
Kastil yang memiliki 21 pintu ini memiliki bangunan tambahan yang jarang dibuat pada Kastil di kota lain di Jepang. Okayama Castle ini sering dijuluki dengan 'U-jo", yaitu Kastil Gagak Hitam (Crow Castle).
Dari banyak Kastil yang saya kunjungi di Jepang, seperti Osaka Castle, Kokura Castle, Kyoto Castle, Kumamoto Castle dan banyak lainnya, mempunyai ciri dan karateristik bangunan yang sepertinya serupa namun sebenarnya berbeda.
Misalnya, Kastil Himeji di kota Himeji, Kyoto, sering disebut dengan Kuil Burung Bangau Putih karena bentuk bangunannya yang menjulang tinggi berdiri anggun seperti burung bangau putih. Jadi, setiap kastil di Jepang memiliki nama uniknya masing-masing.
Baca Juga : Sadako, Bom Atom dan Origami Burung Bangau
Menurut buku panduan "A Guide to Okayama Castle" yang digunakan sebagai referensi untuk penulisan artikel ini, Kastil Okayama ini, pernah hampir habis terbakar karena bom yang dijatuhkan dari serangan udara Amerika pada tanggal 29 Juni 1945 selama perang dunia kedua.Â
Untungnya, Pemerintah Jepang mampu merestorasi lagi pada tahun 1966 dan dibangun ulang sesuai aslinya secara sempurna dengan berkosentrasi pada metode penyusunan ulang batu kali hitam sebagai pondasinya yang mempunyai dua jenis dan metode berdasarkan bentuk batu sesuai dengan tahun sejarahnya.
Bila memperhatikan batu kali hitam sebagai pondasi dari setiap Kastil di Jepang, sebelum tahun 1600 an, batu hitam yang bulat apa adanya dengan berbagai ukuran dipergunakan dan disusun rapi. Metode itu disebut Nozura-zumi.
Sedangkan setelah tahun 1620 an, metode Uchikomi Hagi, yaitu memotong permukaan batu dan mengirisnya dengan berbagai sudut ukuran bisa membuat pondasi bangunan lebih kuat serta terlihat elegan pada sudut pondasinya.
Kastil Okayama yang dipimpin oleh Daimyo, Penguasa militer, Ukita Hidele dengan membawahi wilayah Kota Okayama, harus menelan pil pahit aras kekalahannya di Perang Sekigahara di tahun 1600.
Semua itu terjadi karena salah satu orang kepercayaannya, Kobayakawa Hideaki telah berkianat dan melakukan pemberontakan. Ukita Hidele sendiri diasingkan ke Hachijo-jima, pulau dekat Edo, yang sekarang disebut Tokyo.
Namun, setelah 2 tahun, Klan keluarga Ikeda, dari Kuil Himeji di Kyoto dengan silsilah Ikeda Tadatsugu selanjutnya mampu mengambil alih kekuasaan di Kastil Okayama dari tangan Kobayakawa Hideaki.
Secara keseluruhan, ada 14 Daimyo yang pernah menjadi penguasa selama waktu 273 tahun (1597 - 1869).Â
Setelah itu, dengan adanya restorasi Meiji, kaum Samurai yang dipaksa untuk berubah karena Jepang mulai memasuki dunia militer dan fokus pada kebijakan ekspansi untuk menjajah negara lain.
Banyak bangunan Kastil yang berdiri megah sampai dengan sekarang ini merupakan icon dari setiap wilayah kekuasaan pada masa ke-Shogun-an.
Era di mana para kesatria yang dikenal dengan sebutan Samurai yang selalu membawa Katana, yaitu pedang yang sangat tajam sebagai pengawal Daimyo atau Landlord-nya.
Sampai sekarang, semua kondisi bangunan Kastil di Jepang masih terjaga kecuali jebakan atau perangkap yang dulunya digunakan untuk membunuh musuh yang berusaha menyerbu istana, kini sudah dihilangkan.
Catatan Perjalanan ke Okayama, Jepang
Yoroushiku Onegaishimasu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H