Meskipun saat pertama kali bertemu, Ibu Ririen tentu saja sangat senang dengan sedikit ada keraguan bila nanti tidak mampu menjalankan tugas menjadi orang tua asuh program pertukaran pelajar Internasional yang diembannya.
Namun, semua kekhawatiran itu sirna setelah beberapa waktu sudah saling bisa berinteraksi langsung di rumah.
Apalagi Khansa, putri kedua dari keluarga itu juga antusias bercerita bahwa kedatangan Lael menjadi pengalaman baru yang sangat berkesan dan tidak semua orang atau keluarga bisa merasakannya serta mendapatkan kesempatan itu.
Menjelang akhir bulan Mei tahun ini, Lael akan hampir rampung menyelesaikan program pertukarannya serta harus pulang kembali ke Amerika.
Mengetahui hal itu, Khansa dan adiknya, Hanna, sudah merasakan hawa sedih bahwa ada sesuatu yang akan hilang di rumah mereka, karena kepulangan Lael yang sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri.
***
Saya juga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga Pak Elmy karena saya sendiri dan keluarga sering menjadi orang tua asuh murid dari Jepang, Jerman, dan Amerika.
Meskipun program sudah selesai, namun kami sekeluarga masih tetap berkomunikasi dengan mereka.Â
Beruntungnya, saat saya bertugas di negara mereka berasal, banyak yang meminta untuk bertemu langsung karena sudah dianggap anggoa keluarga sendiri.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H