Bila memang belum berjodoh untuk waktu yang kedua kalinya, yang padahal ada kesempatan, anggap saja saya sedang memarodikan lagunya Fariz R.M., di era 85 an, yaitu "Sakura Dalam Pelukan".
Perihal di atas itu sebenarnya hanya untuk menggambarkan momen indah yang saya angankan tapi kenyataannya justru berbeda.
Saat dulu kuliah di Jepang, akhir Maret setelah wisuda, saya harus pulang ke tanah air. Begitu ada kesempatan ke Jepang lagi di tahun berikutnya, juga tidak bertepatan dengan musim semi.Â
Kemudian, lima kali bertugas ke Korea Selatan, juga terpaksa melewatkan musim Beotkkott (Bunga Sakura dalam bahasa Korea) itu.
Memangnya masalah apa juga?
Sahabat!, Awal bulan April ini sebenarnya adalah musim yang sangat indah di Korea Selatan. Itu karena mulai bermekarannya bunga Beotkkot, atau sering kita kenal dengan bunga Sakura, bila di Jepang.
Bahkan, ada festival khusus menyambut bunga Beotkkot itu di Korea Selatan. Itu adalah Yeongdeungpo Yeouido Festival yang dijadwalkan tanggal 4 sampai dengan 9 April 2023. Padahal tanggal itu, saya sudah kembali ke tanah air.
Jadi, terpaksa saya harus menahan kekecewaan lagi. Oh iya!, bila ada waktu dan rezeki, saya sarankan Anda semua untuk berkunjung ke Korea pada tanggal itu, karena momen itu hanya berlangsung dua mingguan lho!
Nikmati suasana romantis ala K-Drama di mana lembaran demi lembaran bunga Beotkkot yang berwana pink (Sakura) berjatuhan, berguguran dan berserakkan dengan aroma wangi di sepanjang jalan.
Terasa seperti hujan salju, hanya saja, udaranya tidak begitu dingin sampai menusuk tulang.
Tapi ingat, Beottkkot, bukanlah bunga nasional Korea Selatan, lho! Melainkan Bunga Mugunghwa (Hisbiscus Syriacus) untuk bunga nasionalnya.Â
Jika melihat bentuk dan warna bunga Mugunghwa yang bernuansa putih, pink, merah dan sedikit ada kelopak birunya, rasanya warna Hanbok (Pakaian tradisional Korea) terinspirasi oleh warna-warni bunga nasional itu.
Baca Juga : Pom,Pom, Pom! Spring, Spring, Spring for Gwangju
Mencermati bentuk bunganya bila di Indonesia, sepertinya masih satu ordo dengan bunga sepatu (Hisbiscus Rosa Sinensis).Â
Saya sendiri heran, kenapa sampai sekarang, saya hafal nama latin dari berbagai tumbuhan, yang padahal, materi itu saya pelajari saat saya masih duduk di bangku SMA.
Bagaimana dengan bunga nasional Negara Jepang?
Bunga Sakura (Cherry Blossom), itu adalah jawabannya. Bentuk bunga, pohon, warnanya juga sama dengan bunga Beotkkot dari Korea tersebut.Â
Bahkan, hampir semua negara yang memiliki 4 musim, pasti ada tumbuhan pohon Cherry blossom dengan jenis yang berbeda.
Bedanya hanya pada bulan bunga tersebut bermekaran (Blossom). Bulan April di Korea, dan bulan Maret di beberapa kota di Jepang. Juga, hampir sama dengan adanya festival menyambut momen itu dengan piknik bersama keluarga di taman bunga yang tersebar di penjuru setiap kota.
Baca Juga : Sadako, Bom Atom dan Origami Burung Bangau
Hanami, adalah nama istilah untuk menikmati bunga sakura. Kata 'Hana' yang berarti bunga. Orang Jepang sangat memaknai bunga sakura ini akan filosofinya, yaitu Doki Sakura.
Jika dijelaskan secara bebas, maknanya adalah tumbuh bersama, makmur bersama, harum (berprestasi) bersama, berguguran (mati) bersama.
Baca Juga : Nikoniko shimasu
Apakah di Indonesia ada tumbuhan Cherry Blossom?
Anda pasti penasaran ya? Jawabannya adalah 'ADA'!Â
Nah, Anda, mungkin tidak menyadari bahwa kita sering melihatnya setiap hari. Itu sebenarnya adalah Pohon Talok atau Pohon Keres. Orang Jawa menyebutnya seperti itu, bahkan juga disebut Pohon Kersen.Â
Istilah itu disemantikan dari kata bentuk jamak, Cherry menjadi Cherries (Terlafal 'Keres' oleh orang Indonesia)
Baik batang pohon, daun, dan bunganya sama untuk ciri-cirinya. Hal yang membedakan hanya pada ukuran bunga warna putihnya yang kecil dan ada buahnya berwarna hijau dan merah bila matang di negara Indonesia.
***
Dulu saat masih kuliah di Jepang dan musim bunga Sakura yang indah bermekaran tiba, saya tidak begitu peduli serta abai karena sibuk dengan rutinatas kuliah dan arbaito (kerja paruh waktu).
Begitu semua itu berlalu dan tidak ada waktu lagi untuk bisa menikmatinya, saya sungguh merasa menyesal dan merindukannya.
Rasanya seperti kehidupan ini bila kita kurang pandai bersyukur. Sudah dianugerahi harta benda melimpah, keluarga yang bahagia dengan anak istri yang tampan dan jelita, kesehatan, jabatan dan pangkat yang tinggi, namun semua itu terkadang kita sia-siakan.
Saat semua anugerah itu sudah diambil oleh pemilik-Nya, barulah kita akan memahami makna akan perasaan 'Kehilangan'.
Salam Ramadhan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI