Langkah kaki saya seketika terhenti sejenak saat melihat sebuah bangunan yang lumayan besar dengan bentuknya yang unik juga.Â
Peletakannya pondasinya terkesan menjungkir balikkan logika gravitasi. Namun, saat masuk ke dalamnya, ternyata bagian dalamnya sangat indah dengan fungsi yang sempurna dari setiap ruangnya.Â
Walaupun kesannya miring atau doyong, namun bagian interior dalam tetap dalam formasi datar dengan desain yang bagus.Â
Hal terpenting adalah peletakkan sudut toiletnya juga sangat strategis. Bangunan seperti rumah kayu itu saya temui di Pulau Nami, Korea Selatan.Â
Pulau Nami aslinya adalah delta dari ujung sungai Bukhangang akibat pembangunan bendungan di sebelah utara sungai Han dan masih nampak terpelihara keasliaannya sampai sekarang.
Sedangkan pengambilan nama 'Pulau Nami', karena di masa kerajaan Joseon, ada sosok Jenderal berusia muda yang bernama Nami dan dimakamkan di pulau itu, yang konon, meninggal saat berusia 28 tahun.Â
Namun, banyak orang yang tidak mengetahui pasti di mana letak pusara dan nisannya secara persis dan tepatnya ada di sebelah mana. Hanya ada kabar bahwa makamnya adalah tumpukan batu.
Jika Anda berkesempatan ke pulau Nami, tolong jangan pernah membawa sebongkah batu dan membawanya pulang. Percaya atau tidak, nasib sial akan selalu menimpa pada mereka yang berani melanggarnya.
Saya menyukai beberapa gaya arsitektur dari beberapa bangunan kuno di situ. Terkesan sederhana, tapi punya nilai keaslian suasana masa kerajaan Korea.