Setelah berlari dan melihat kondisi rumah, ternyata bagian dapur yang masih mengepulkan asap hitam dan beruntungnya, api bisa dipadamkan oleh Pak Heri, yang juga ayah dari Mas Okta, orang yang memberi kabar perihal kebakaran pada saya.
Saya berdiri di pintu dapur yang sudah terbuka sambil mengamati apa saja yang terbakar dan mencari titik dari mana api berasal.Â
Mata saya langsung tertuju pada seonggok material hitam di atas meja serta dinding yang mengelupas karena api.Â
Di meja itu, tadinya berjajar barang elektronik seperti dispenser air mineral, magic com, powerbank, handphone, charger handphone dan beberapa barang lain yang terbuat dari plastik.
"Saya mohon maaf, Pak! Tadi saat sedang bekerja di depan rumah, saya melihat asap hitam mengepul keluar dari bofen jendela. Segera saya dobrak pintu dapur rumah bapak! Terus semprot api dari dispenser air yang masih ada api menyala di atasnya. Untungnya, ada selang untuk mencuci mobil di teras bapak. Jadi semua bisa teratasi!"
Saya justru sebaliknya dan berterima kasih pada Pak Heri, seorang tukang cat mobil yang membuka usaha di samping rumahnya.Â
Tanpa bantuan beliau, saya tidak tahu apa jadinya dengan rumah saya. Juga bila merembet ke rumah tetangga.Â
Untungnya lagi, pintu pagar di rumah tidak saya kunci. Termasuk juga garasi mobil di sisi lain rumah saya.Â
Memang, ruang dapur dan ruang makan saya terletak di samping rumah. Kita tahu. biasanya ruang seperti itu diletakkan ada di belakang rumah.
Setelah semua tenang, saya segera melakukan investigasi dan evaluasi mengapa peristiwa ini terjadi.Â