Siang setelah mengajar para anak didik di kelas sekitar pukul 11.30 WIB, entah mengapa ada perasaan yang tidak enak di hati.Â
Rasanya-rasanya pikiran ini ingin mengajak pulang sebentar untuk menengok rumah. Bisa jadi, karena lokasi sekolah dan rumah yang hanya berjarak 2 kilometer sehingga cukup ditempuh 5 menit dengan sepeda motor untuk jarak itu.
Saat sedang berdiskusi dengan seorang guru, tiba-tiba terdengar dering nada panggil dari gawai saya.Â
Saat saya perhatikan layar, ternyata panggilan itu dari Mas Okta, tetangga yang tinggal di depan rumah saya. Kami memang bertetangga baik dan tinggal di kawasan perumahan di tengah kota.
"Assalamualaikum, Ada apa Mas Okta? Tumben menghubungi saya saat jam kerja nih." Belum juga saya saya menyelesaikan kalimat saya, sudah ada jawaban dengan nada tinggi setengah berteriak. "Pak! Sekarang rumah Anda kebakaran!"
Tanpa berfikir panjang, saya segera bergegas pulang. Jarak 2 km menuju rumah terasa seperti 20 km saja.Â
Saya berusaha untuk tidak panik saat mengendarai sepeda motor matic butut kesayangan. Namun, pikiran tetap berkelana sambil bertanya-tanya dan menduga dalam hati apa yang menjadi penyebab rumah saya terbakar.
Begitu tiba di depan rumah, sudah terlihat Pak Toni, ketua RT, Pak Heri dan Mas Okta serta beberapa ibu-ibu yang segera menemui saya.