Mohon tunggu...
Eko Arif Prasetyo
Eko Arif Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - ingin segera menghamili istriku

Study at Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sakit Rindu

25 November 2014   01:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:57 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Spontan ia membalikkan badan dan melihat kearah pemuda itu yang ternyata sedang berdiri diatas batu besar dipinggir sungai dengan membentangkan tangan dan menengadahkan wajahnya menantang langit. "Aku Rindu! Dan Aku selalu Rindu, Aku juga Cinta! meski kau atau aku sedang tidak Rindu! Sam!", gadis itu membalas teriakan itu.

Pemuda yang ternyata bernama Sam itu perlahan menoleh dan membalikkan badannya. Saat itu aku yang sedang menonton layar tanyap ini seperti mengenal sorot mata itu, wajah itu, gurat senyum ragu itu. Seketika mata pemuda itu memancarkan cahaya berwarna warni dan menyedotku kedalamnya, secepat kilat aku merasakan hal aneh seperti berputar seperti roda yang menggelinding di lintasan F1 dengan kecepatan maksimum sampai aku tak sadarkan diri, sakit, aku hilang.

***

Dengan mata yang masih terpejam, hidungku mengendus bau yang tak asing lagi, aroma Obat!

Terkejutnya aku dengan mata masih terpejam, merasakan sakit disekujur tubuh. Perlahan kuberanikan diri membuka mata. Kulihat pemandangan yang memang tak asing, ya, aku lagi-lagi masuk Rumah Sakit! "Bu, dimana Rindu?", Kucoba lontarkan tanya pada ibuku yang tertidur duduk dikursi sebelahku, dengan membenamkan wajah dilipatan tangannya dipinggiran kasur tempatku berbaring. Ibu perlahan mengangkat wajahnya, awalnya senyum, mungkin melihat aku sadar. Tapi kemudian raut wajahnya berubah, mungkin mendengar nam Rindu lagi.

"Ah, kamu ini... ", ibu menjawab sekenanya sambil menggigit kuncir rambut dan membenarkan rambutnya, lalu mengikatnya.

"Sudah berapa kali ibu bilang, jangan terlalu memikirkan temanmu yang itu. Kan yang susah ibu, kamu selalu masuk rumah sakit gara-gara Rindu. Entah apa yang membuatmu seperti ini, dulu ibu temukan kamu tak sadarkan diri di kamar mandi..".

"Tapi bu...", aku coba membantah.

"Kemarin, kamu telungkup dijendela dengan kepala diluar, kakimu masih didalam. Untung saja kamu gak jatuh.", sahut ibu dengan memalingkan wajah mencari jam dinding.

"Yasudah, ibu mau Subuhan dulu.", ibu beranjak cepat keluar dari ruangan.

"Ah, memang benar kata bapak dulu, Rindu itu bikin sakit!", gumamku sambil memainkan selang infus disampingku.

***

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun