Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia "sangat menghormati" rakyat Afrika dalam sebuah surat kepada 55 pemimpin negara Afrika, setelah komentarnya yang melecehkan.
Para pimpinan negara berkumpul mengshadiri pertemuan Uni Afrika akhir pekan ini di ibukota Ethiopia, Addis Ababa.
Diplomat-diplomat AS telah berusaha selama berminggu-minggu untuk mengatasi dampak dari ucapan Donald Trump, yang diduga Ia ucapkan saat pertemuan perihal imigrasi awal bulan ini.
Donald Trump telah membantah menggunakan ungkapan tersebut, namun mengakui bahwa pertemuan tersebut "sulit". Namun yang delegasi lainnya yang hadir berkomentar Trump mengatakannya.
Paul Kagame, presiden Rwanda, saat berbincang dengan Trump di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada hari Jumat mengatakan, bahwa mereka menghasilkan "diskusi bagus" mengenai masalah ekonomi dan perdagangan, dan bahwa Uni Afrika "senang untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat."
Mr Trump mengatakan bahwa merupakan "suatu kehormatan" untuk bertemu dengan pemimpin AU yang baru.
KTT Â diperkirakan akan menanggapi pernyataan vulgar Trump.
Sekretaris Negara Rex Tillerson akan  memperpanjang kunjungan ke benua tersebut pada bulan Maret, kata Mr Trump dalam suratnya.
Surat tersebut mengatakan bahwa AS "sangat menghargai" kemitraan dan nilai yang dimiliki oleh AS dan Afrika.
Pada surat tersebur Trump menyertakan "pujian terdalam" kepada para pemimpin Afrika saat mereka berkumpul. Perlu dicatat bahwa tentara AS "berperang berdampingan" melawan ekstremisme di benua tersebut dan bahwa AS berupaya meningkatkan "perdagangan bebas, adil dan timbal balik" dengan negara-negara Afrika dan bermitra untuk "melindungi imigrasi legal."
Komentar Trump diperkirakan terjadi saat pertemuan bipartisan imigrasi di Gedung Putih pada tanggal 11 Januari.
Menurut Washington Post, ketika rencana untuk melindungi beberapa imigran sebagai bagian dari kesepakatan DACA dibahas Mr Trump mempertanyakan mengapa banyak orang dari negara lain datang ke US. Donald Trump menggunakan kata "s**thole" untuk menjelaskan negara lain.
Rupert Colville, juru bicara hak asasi manusia PBB, menyebut ucapan ofensif Trump tentang Haiti, El Salvador dan negara-negara Afrika yang tidak jelas "rasisme".
Presiden men-tweet bahwa klaim tersebut telah "dibuat" oleh Demokrat.
Senator oposisi Dick Durbin, yang menghadiri pertemuan Oval Office, kemudian mengkonfirmasi kepada wartawan bahwa Trump benar-benar menggunakan kata "s***hole". Bahkan dikatakan bahwa Trump menggunakan kata tersebut ridak hanya sekali tetapi berkali-kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H