Mohon tunggu...
EA Protes
EA Protes Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Gagal jadi Nabi pindah jadi Setan. Mati jadi Setan, protes tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inilah Pengalaman Pahit yang Saya Rahasiakan

8 Agustus 2011   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:59 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini pengalaman nyata yang menimpa saya. 2 hari yang lalu (5 Agustus 2011), seorang Facebooker dengan nama akun Perawat Jenazah meminta pertemanan dengan saya dan sekaligus minta bergabung dengan blogernas group di Facebook. Lalu saya terima.

Beberapa menit kemudian tiba-tiba dia mengancam bahwa blogernasiana.com (situs forum milik saya pribadi) akan dia hack. Saya heran. Ada apa dengan dia dan apa hubungannya dengan blogernasiana? Padahal dia baru berteman dengan saya beberapa menit. Saya pikir dia hanya iseng mengancam. Maka saya terus berlalu.

Besoknya, (6 Agustus 2011), sore hari pas saya membuka blogernasiana.com sudah tidak bisa dibuka. Yang tampil dihalaman depan adalah gambar saya dengan sejumlah kata-kata hujatan terhadap diri saya. Lalu karena penasaran, saya juga membuka blogernasmaya.com. Ternyata sama. Lalu juga saya buka eriantoanas.com. Juga sama. Lalu saya buka forum.blogernasmaya.com. Tetap dengan tampilan yang sama. Singkatnya, semua blog dan situs saya yang menggunakan domain com dengan hosting sendiri sudah ludes dihacknya.

Jika anda ingin tahu, inilah persisnya gambar tersebut:

Silahkan diklik jika ingin melihat tampilan lebih besar.

Jika link yang terdapat pada foto saya diklik, maka akan redirect atau browser akan mengarahkan anda ke blog yang bernama: qiroahindonesia. Dengan alamat: http://qiroahindonesia.blogspot.com/

Kemudian saya telusuri kembali ke Facebook. Saya mencari update statusnya yang terbaru. Dan saya temukan Perawat Jenazah ini tertawa terbahak-bahak dengan menggunakan gambar smile emotion sebanyak lebih 10 buah.

Dalam sejarah saya sebagai Facebooker, belum pernah saya mengahapus teman. Tapi saat itu saya langsung menghapus pertemanan dengan akun Perawat Jenazah ini dan memblokir keanggotaannya di blogernas group.

Setelah itu saya juga langsung terbang ke hosting saya dan menghapus semua file indeks.php. Sehingga sekarang baik blogernasiana maupun blogernasmaya belum bisa diakses. Kecuali blogernasiana yang halaman depannya saya redirect ke blogernas.blogspot.com

Lalu apa hikmah yang saya ambil? Ternyata rasa iri, dengki, benci dan dendam juga sangat kental di dunia maya. Kenapa saya katakan demikian? Karena melihat dari bacaan yang terdapat pada gambar diatas, rupanya dia sangat kesal dengan tulisan saya tentang agama dan filsafat.

Nah, jika itu masalahnya, bukankah sebenarnya dia bisa diskusi bahkan berdebat dengan saya. Dan sejauh ini sangat jarang saya menolak tawaran diskusi. Bahkan saya senang. Dengan catatan tentu saja harus dibedakan diskusi dengan caci maki. Jika bentuknya caci maki, maka saya jarang melayani. Karena caci maki bersifat hujatan terhadap pribadi. Sedang diskusi dan perbedatan adalah perang gagasan. Dan ini adalah sorga saya. Sorganya penggila diskusi.

Tapi apa yang terjadi dengan hacker Perawat Jenazah ini? Dia hanya mengancam saya. Dan melakukan tindakan anarkis yaitu menghack blogernasiana dan blogernasmaya.

Meskipun studi kasus tulisan ini pada prilaku seorang Facebooker Perawat Jenazah, tapi bagi saya itulah potret wacana OTOT di negeri ini. Khususnya di dunia maya sejauh yang saya temui di berbagai forum (Facebook, Kaskus, Yahoo Answer, MyOpera, Kompasiana, Tempo, Politikana dan seterusnya). Ketidakberdayaan secara intelektual ditimpali dengan kekuatan fisik. Kalah dengan OTAK melarikan diri pada kekuatan OTOT.

Dan kasus seperti ini, meski sebelumnya belum ada yang sampai bertindak makar seperti ini, kecuali pada kasus bom buku Pepi, sudah sering dan selalu saya alami di setiap jejak perjuangan blogging dan kepenulisan saya di belanatara maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun