Mohon tunggu...
Almira Talitha Ryanto
Almira Talitha Ryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Semester 7 Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengembangkan Komunikasi Efektif untuk Siswa: Kunci Keberhasilan Organisasi Remaja

16 Desember 2024   13:40 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi peserta psikoedukasi mengerjakan pre-test sebelum mendengarkan materi 

Malang - Dalam dunia pendidikan, pengembangan keterampilan komunikasi ini memiliki peran yang sangat strategis, terutama dalam organisasi remaja seperti Palang Merah Remaja (PMR). Hal ini menjadi fokus program psikoedukasi yang dilaksanakan di SMP 2 Wagir, Kabupaten Malang, dengan melibatkan 35 siswa dari kelas 7 hingga 9. Program ini dilakukan oleh 3 orang mahasiswi Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Malang yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa mengenai komunikasi organisasi, termasuk hambatan komunikasi serta bagaimana cara mengatasinya.

Komunikasi dalam organisasi ini tidak hanya mencakup pertukaran informasi, melainkan juga melibatkan kepekaan terhadap hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi yang ada seperti, perbedaan persepsi, budaya, dan kurangnya keterampilan mendengarkan ini menjadi fokus utama dalam materi yang disampaikan.

Membangun Dasar Komunikasi Organisasi

Program psikoedukasi ini menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sebelum psikoedukasi dimulai, dilakukan pre-test untuk mengukur pemahaman awal siswa. Hasil yang didapatkan ini menunjukkan bahwa banyak peserta yang masih memiliki keterbatasan dalam mengenali hambatan komunikasi, seperti yang berkaitan dengan masalah semantik dan budaya, serta cara membangun komunikasi yang efektif.

Ceramah yang dilakukan ini menyoroti konsep dasar komunikasi, termasuk jenis-jenis komunikasi (vertikal, horizontal, dan diagonal), unsur-unsur komunikasi, serta pentingnya komunikasi lintas budaya. Adanya diskusi dan sesi tanya jawab yang dilakukan ini menjadi sarana interaktif untuk mendalami materi, dimana siswa juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman. 

Dokumentasi peserta psikoedukasi mengerjakan pre-test sebelum mendengarkan materi 
Dokumentasi peserta psikoedukasi mengerjakan pre-test sebelum mendengarkan materi 

Peningkatan Pemahaman yang Signifikan

Setelah mengikuti materi, post-test dilakukan untuk mengukur perkembangan pemahaman siswa. Hasil yang didapat ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan, khususnya dalam mengenali hambatan komunikasi dan cara mengatasinya. Siswa menjadi lebih paham terkait pentingnya komunikasi non-verbal, seperti anggukan saat mendengarkan, serta pentingnya membangun saluran komunikasi yang jelas.

Sebagai contoh, siswa yang sebelumnya tidak memahami pentingnya komunikasi lintas budaya kini mampu menjelaskan alasan mengapa hal ini relevan dalam dunia yang semakin global. "Saya jadi tahu bahwa memahami budaya orang lain sangat penting, terutama saat harus bekerja sama dalam tim," ujar salah satu peserta. 

Membangun Kompetensi Masa Depan

Kegiatan ini tidak hanya membantu siswa dalam memahami komunikasi organisasi, tetapi juga mendorong pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja dan komunitas. "Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk melatih siswa PMR dalam menghadapi situasi nyata di lapangan, terutama dalam koordinasi kegiatan sosial dan kesehatan," ujar Almira Talitha, pelaksana program. 

Program ini juga memberikan dampak praktis pada kegiatan PMR. Apabila kemampuan komunikasi menjadi lebih baik, maka siswa akan dapat berkoordinasi dengan lebih efektif dalam berbagai kegiatan PMR seperti pelatihan pertolongan pertama, kampanye kesehatan, hingga kegiatan sosial. 

Psikoedukasi yang dilakukan ini juga menekankan pentingnya komunikasi non-verbal, seperti ekspresi wajah dan gerakan tubuh, yang seringkali menjadi kunci keberhasilan komunikasi antaranggota organisasi. 

Implikasi dan Rekomendasi

Hasil dari program ini menunjukkan bahwa psikoedukasi mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik secara teknis maupun iterpersonal. Keberhasilan ini dapat disesuaikan untuk kegiatan ekstrakurikuler lain, terutama di kalangan remaja.

Untuk mengoptimalkan hasil, direkomendasikan adanya program lanjutan berupa pelatihan komunikasi lintas budaya dan regulasi emosi. Hal ini akan membantu siswa lebih memahami kompleksitas komunikasi dalam situasi yang lebih beragam.

Apabila diadakan kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya memperoleh teori komunikasi, tetapi juga belajar bagaimana menerapkannya dalam konteks organisasi. Generasi muda yang mampu berkomunikasi dengan efektif akan menjadi aset penting dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan produktif. 

Kesimpulan

Psikoedukasi komunikasi organisasi di SMP 2 Wagir, Kabupaten Malang ini membuktikan bahwa pendekatan terstruktur dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya komunikasi dalam organisasi. Program ini menjadi langkah awal yang menjanjikan untuk menciptakan generasi muda dengan kemampuan komunikasi yang lebih baik, mendukung keberhasilan mereka di masa depan.

Artikel ini diharapkan jga dapat menjadi inspirasi bagi institusi lain untuk mengembangkan program serupa, guna membekali siswa dengan ketrampilan komunikasi yang efektif dalam berbagai aspek kehidupan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun