Rizieq boleh bangga dengan sebutan yang diujarkan Kapolda. Padahal pada kenyataannya, ujaran tersebut bermakna strategi agar Rizieq semakin lupa daratan, semakin berani dan semakin lupa diri. Untuk meledakkan balon itu memang lebih nikmat jika terus dipompa, biarkan meledak sendiri pada waktunya. Dan itu tidak disadari oleh pentolan FPI itu saat itu.
Kini, tak hanya Rizieq yang tersadar bahwa petualangan mereka telah berakhir. Semua yang pernah terkena sangkaan makar mulai dari Sri Bintang Pamungkas hingga yang terakhir Al Khatat mulai kebakaran jenggot. Pasalnya Ahok divonis bersalah. Harapan mereka agar Jokowi mempertahankan dan membela Ahok mati-matian tak tercapai, mereka kecele. Senjata pamungkas itu luruh.
Tinggallah kini mereka ketar-ketir mencatat pasal-pasal hukum yang bakal mereka hadapi ke depan. Pasca Ahok jadi terpidana, kini giliran mereka berhadapan dengan palu hakim. Rizieq dengan sekian banyak sangkaan pidana, harus mulai bersiap-siap menemani Ahok. Demikian juga dengan para tersangka makar. Tinggal menunggu giliran untuk sama dimata hukum.
Jadi, Jokowi memang ahli strategi atau bedjo? Atau ahli strategi yang bedjo?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H