Mohon tunggu...
Junaedi Ham
Junaedi Ham Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

Bekerja di Balang Institute Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ritual Pengantin Baru dan Menjaga Kelestarian Air

11 Mei 2019   09:09 Diperbarui: 11 Mei 2019   22:29 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seorang perempuan yang baru saja melansungkan pernikahan untuk melakukan ritual Patarakka| Dokumentasi pribadi

Salu' dalam bahasa Makassar, yang berarti sebuah saluran air yang terbuat dari bambu atau pipa yang lansung bersumber dari mata air yang terpancar dari dalam tanah. 

Sebuah mata air ini yang orang kampung setempat menyebutnya Salu Coddangang terletak di dusun Sarroanging desa Mappilawing kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 100 meter dari jalan desa. 

Di sekitarnya terdapat kebun-kebun milik warga dan dekat dengan pemukiman penduduk. Di lokasi yang sama juga terdapat ce'dang yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Bantaeng.

Sebelum masyarakat memanfaatkan sumber air dari PDAM, Salu ini menjadi sumber pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat kampung Sarroanging. 

Mata air ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk pengairan pertanian, menghidupi tanaman di sawah dan kebun-kebun milik warga sebagai sumber penghasilan utama. Harus disadari bahwa Salu ini memiliki peran dan manfaat yang besar bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya.

Di desa ini terdapat beberapa titik mata air yang bermanfaat di bidang pertanian. Namun sangat disayangkan beberapa titik mata air sudah mengering dan tidak lagi mengeluarkan air. 

Dapat dimungkinkan bahwa salah satu penyebabnya adalah penebangan pohon-pohon di daerah hulu yang berusia puluhan tahun demi kebutuhan pembukaan lahan pertanian baru. 

Dengan demikian penting mendorong kesadaran sejak dini untuk menjaga dan melestarikan sumber-sumber air demi kelanjutan generasi yang akan datang.

Salu yang dihubungkan lansung dengan mata air| Dokumentasi pribadi
Salu yang dihubungkan lansung dengan mata air| Dokumentasi pribadi

Ritual Pengantin Baru, Menjaga Kelestarian Mata Air

Dalam sebuan struktur perkumpulan masyarakat tentunya terdapat sebuah aturan, kebiasaan dan adat istiadat yang telah berlansung lama yang digariskan secara turun temurun. Bentuk aturan dan kebiasaan ini tidak terlepas dari penghargaan terhadap leluhur, penghargaan kepada alam, dan rasa syukur kepada sang pencipta. 

Kelompok-kelompok masyarakat inilah yang memiliki kesadaran, menyalurkan penghargaan, dan rasa syukurnya terhadap alam dalam bentuk tradisi. Beberapa tradisi ada yang dapat bertahan dan hilang disapu arus modernisasi.

Apanaung ri ere

Satu dari kebiasaan masyarakat Kampung Sarroanging terdapat dalam resepsi pernikahan dan ritual pengantin baru. Seperti apanaung ri ere, ritual ini dilakukan sehari sebelum pesta pernikahan, biasanya dilaksanakan pada pukul 02:00 hingga pukul 04:00 menjelang sholat subuh. Pada umumnya acara Appanaung Ri ere di iringi musik Ganrang tallua (gendang) alat musik tradisional suku Makassar. 

Rombongan ini membawa sebuah sampang yang dibuat dari pelepah pisang yang dibentuk seperti rumah. Sampang tersebut diisi dengan buah-buahan, kue tradisional, sebagai bentuk penghargaan kepada leluhur dan alam. sampang ini akan dihanyutkan kedalam sungai yang mengalir dari mata air Salu Coddanggang.

Patarakka

Selain ritual appanaung ri ere bagian yang tidak terpisahkan dalam resepsi pernikahan adalah Patarakka. Ritual ini dimaknai sebagai bentuk bersih-bersih pasangan pengantin baru. Membersihkan segenap jiwa dan raga, lahir dan batin, sebagai bentuk persiapan diri dalam mengarungi kehidupan baru.

Anyapu Battang

Tidak hanya sampai disitu, setelah sang istri hamil pada usia kehamilan tujuh bulan diwajibkan untuk mandi di salu ini. Ritual ini dilaksanakan setelah acara (Anyapu Battang) atau tujuh bulanan. Ritual ini dilakukan dengan harapan ibu dan calon bayi diberi kesehatan dan keselamatan, bersih lahir dan batin. 

Bayi yang kelak lahir menjadi anugerah dan dapat bermanfaat bagi masyarakat layaknya salu atau mata air yang memberikan sumber kehidupan. Ritual ini rutin dilakukan setiap hari senin dan jumat hingga proses kelahiran bayi.

nampak salu coddangang yang memberi manfaat keberlansungan mata air| Dokumentasi pribadi
nampak salu coddangang yang memberi manfaat keberlansungan mata air| Dokumentasi pribadi

Selain segarnya air Salu Coddangang dan kebiasaan masyarakat setempat tersimpan sebuah edukasi pentingnya menjaga sumber-sumber kehidupan, seperti mata air yang dapat bermanfaat bagi kebutuhan air bersih dan pengairan pertanian. 

Salu Coddangang juga merupakan potensi wisata desa ketika dapat tertata dengan baik, termasuk kelestarian budaya masyarakat yang ada di dalamnya.

(catatan junaediham)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun