Krisis di perdesaan dan kondisi perburuhan yang semakin buruk berimbas bagi seluruh sektor dan golongan rakyat di Indonesia. Rakyat terpaksa menjadi buruh migran dan bekerja ke luar negeri tanpa perlindungan negara.Â
Sementara itu kaum perempuan terus mendapatkan diskriminasi kerja dan upah yang semakin tajam, serta mengalami perampasan hak-hak demokratisnya sebagai manusia. Pun demikian dengan pemuda dan mahasiswa yang dihadapkan dengan biaya pendidikan mahal karena lepasnya tanggung jawab negara dan ketidakpastian mendapatkan lapangan kerja yang layak.
Pada momentum May Day tahun ini, gerakan buruh dan rakyat Indonesia juga dihadapkan dengan kontestasi elektoral Pemilu 2019. Meskipun telah selesai melaksanakan pemungutan suara, namun hingga saat ini klas buruh dan rakyat terus diseret dan dipecah konsentrasinya demi kepentingan klas penindas yang berkontestasi. Melalui janji perubahan nasib, komitmen palsu berpihak pada rakyat, hingga langkah praktis membangun kekuatan alternatif hanyalah akan menumpulkan kontradiksi dan perjuangan rakyat Indonesia.
FPR menegaskan bahwa fokus perjuangan politik klas buruh dan rakyat Indonesia saat ini adalah terus membangun persatuan melalui berbagai organisasi rakyat untuk mengintensifkan perlawanan terhadap seluruh kebijakan rezim Jokowi yang menyengsarakan klas buruh, dan kaum tani serta rakyat tertindas lainnya. Sementara itu, Rakyat harus selalu siap menghadapi siapapun pemenang Pemilu 2019 yang esensinya adalah representasi dari kepentingan imperialis-borjuasi besar komprador-tuan tanah besar.Â
Sedangkan tuntutan utama FPR adalah menuntut perbaikan upah bagi klas buruh, menentang program reforma agraria palsu, segera wujudkan reforma agraria sejati sebagai dasar bagi terbangunnya industrialisasi nasional yang kuat dan mandiri untuk terciptanya keadilan dan kesejahteraan sejati seluruh rakyat Indonesia. Tuntutan ini menjadi dasar bagi persatuan politik perjuangan rakyat Indonesia.
Peringatan Hari Buruh Internasional adalah momentum perjuangan seluruh rakyat tertindas dan terhisap di Indonesia. Oleh karena itu, pada peringatan May Day 2019, Front Perjuangan Rakyat (FPR) menyerukan kepada seluruh klas buruh dan rakyat Indonesia agar terus memperkuat dan memperluas persatun serta mengintensifkan perlawanan dengan gegap gempita melancarkan aksi-aksi dan mobilisasi massa seluas-luasnya menentang semua kebijakan yang menindas dan menghisap serta menyengsarakan rakyat secara ekonomi, politik dan kebudayaan.
Jakarta, 29 April 2019
Front Perjuangan Rakyat (FPR)
Rudi HB. Daman
Koordinator Umum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H