Mohon tunggu...
Esterlita Rengkung
Esterlita Rengkung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi, I am Esterlita Altje Rengkung and I currently a student at UPNVJ (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta), Faculty of Social and Political Science, Communication Science majoring. I have a passion for photography and editing.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Deadpool & Wolverine, si Anti-Hero Nyeleneh dan sang Mutan Legendaris

15 September 2024   23:22 Diperbarui: 16 September 2024   01:05 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deadpool & Wolverine (2024) adalah kolaborasi film pahlawan super yang diproduksi oleh Marvel Studio, Maximum Effort, 21 Laps Entertainment, dan didistribusikan oleh Walt Disney Studios Motion Picture. Kontras antara karakter sarkastik, Deadpool, dengan karakter serius dan pendiam namun penuh kharisma, Wolverine, menciptakan dinamika menarik dan menjadikan film ini menjadi film ke-34 dalam Marvel Cinematic Universe (MCU), dan sekuel dari Deadpool (2016) and Deadpool 2 (2018).

Film 'Deadpool & Wolverine' dibuka dengan menarik oleh tarian kecil Deadpool sambil menghabisi lawan yang hendak menangkapnya. Dengan lagu 'Bye Bye Bye' (NSYNC) sebagai background song, adegan ini menjadi ikonik karena membawakan suasana yang playful, namun tetap menegangkan. Film ini memperkenalkan dua hero dengan karakter yang berbeda. Pertama ada Deadpool, anti-hero yang dikenal dengan humor khas dan aksi brutalnya dan Wolverine merupakan karakter X-Men legendaris yang telah memikat hati penonton selama lebih dari dua dekade. Durasi dari film Marvel ini 2 jam 10 menit dan terdapat satu post credit scene. Saat ini, kita sudah bisa menonton film yang dibintangi oleh Ryan Reynolds, Hugh Jackman, Emma Corrin, Morena Baccarin, Rob Delaney, Leslie Uggams, Karan Soni, dan Matthew Macfadyen di bioskop kesayangan Gizmo friends.

Adegan-adegan pertarungan dirancang dengan kreatif dan penuh energi, menggabungkan kemampuan regenerasi Wolverine dengan humor khas Deadpool, membuat tenggorokan dan rahang siapapun yang menontonnya menjadi sakit oleh gelak tawa yang tak bisa dihindari. Walaupun begitu, film ini juga menyisipkan humor dewasa yang menjadikan film ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak di bawah umur 17 tahun.

Seperti yang kita ketahui, MCU selalu memberikan efek visual pendukung dengan baik, sehingga menciptakan dunia superhero yang memukau dan penuh kejutan. Dimulai dari ciri khas baju setiap karakter, hingga latar belakang tempat yang realistik, seakan-akan membawa penonton masuk dan merasakan ketegangan dari setiap adegan di film tersebut. Teknik pengambilan shot dan angle mereka membuat film itu tidak terlihat repetitif-bahkan temponya mendekati sempurna.

Dari segi cerita, Deadpool & Wolverine juga menawarkan sesuatu yang cukup solid. Kekacauan multiverse, Time Variance Authority (TVA), dan motivasi Deadpool mencari Wolverine masih tetap masuk akal. Meskipun bagian tengah film sedikit menurun, Deadpool & Wolverine berhasil menambalnya dengan beberapa kejutan besar yang tak akan terlupakan.

Yang membuat film ini benar-benar bersinar adalah kesadaran diri yang melekat dalam diri Deadpool, yang menjadi standar tinggi dalam dirinya. Tidak perlu membocorkan terlalu banyak pun Deadpool & Wolverine sudah hampir terasa seperti perekat yang menghubungkan semua hal tentang film Marvel. Cameo-dan ada beberapa di antaranya pun tidak pernah terlihat dan terasa dipaksakan.

Terlepas dari semua pujian yang saya berikan, Deadpool & Wolverine masih jauh dari kata sempurna. Meskipun secara konsep masih menghibur, Deadpool dan Wolverine memberikan character development yang cukup ekstrim kepada Wade/Deadpool. Saking drastisnya, sosok Deadpool pun terlihat berbeda. Deadpool sangat desperate untuk menyelamatkan dunianya, sampai pada titik dimana ia terlihat emosional. Di satu sisi, perkembangan karakter ini membuat Deadpool lebih kompleks, tapi juga menghilangkan esensi dari wataknya yang sudah dibangun lama. Selain itu, Villain dalam kisah balas dendam ini seharusnya sih bisa lebih berkesan dan untuk ceritanya sendiri agak terlalu derivatif untuk memberi keadilan kepada karakter protagonis di film ini, tapi overall ini sudah cukup bagus dan diharapkan dapat lebih mengeksplorasi karakter dan dunianya lebih besar dalam sekuel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun