Mohon tunggu...
E MariaKristine
E MariaKristine Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aplikasi Kurikulum Spiral Bruner

16 Desember 2022   10:05 Diperbarui: 16 Desember 2022   10:39 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum merupakan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, sehingga kurikulum memiliki peranan penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Menurut Jerome Bruner tujuan pendidikan  bukan memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi memberikan keterampilan problem solving dan menciptakan pembelajar yang otonom. 

Siswa adalah pembelajar aktif yang membangun pengetahuan sendiri. Jadi guru berperan sebagai fasilitator dengan cara memberikan wawasan dan membukakan pilihan yang lebih luas kepada siswa. Bruner juga berpendapat bahwa kegiatan belajar manusia tidak ada kaitannya pada tahap atau usia perkembangan apapun. Anak dapat memahami konsep pada tahap atau usia perkembangan apapun. Pandangan ini berbeda dengan Piaget yang menghubungkan tahapan perkembangan kognitif anak dengan tahapan perkembangan beradasarkan usia anak.

Bruner membuat sebuah desain kurikulum yang bernama kurikulum spiral yaitu kurikulum yang menggunakan konsep kunci (key concept) yang disajikan berulang, dimana ide pada tingkat sederhana diajarkan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pada tingkat ide yang lebih kompleks dan lebih luas sesuai dengan tingkat pemahaman anak yang semakin meningkat. Jadi materi diajarkan sesuai dengan tingkat kesulitan secara bertahap dan berulang serta semakin medalam. 

Model pembelajaran yang digagas oleh Bruner ini adalah discovery learning, dimana pusat pembelajaran adalah pada siswa, mereka didorong untuk berusaha sendiri mencari, menyelidiki, mengolah dan menemukan konsep pengetahuan baru dalam pemecahan masalah sehingga dapat mengembangkan pengetahuan kognitif, sikap dan keterampilannya. Pada pembelajaran kurikulum spiral dapat juga menggunakan scaffolding yaitu melibatkan orang dewasa secara terstruktur yang bertujuan untuk membantu anak untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Bantuan yang diberikan dapat berupa menyederhanakan ide, memotivasi atau memberikan semangat, mengevaluasi serta memberikan model  yang dapat dicontoh.

Contoh penerapan kurikulum spiral dalam pelajaran matematika yaitu penguasaan konsep trigonometri. Pada saat usia dini anak mengenal konsep bentuk yaitu segitiga, anak diperlihatkan  benda berbentuk segitiga yang memiliki 3 sisi yang berhubungan. Seiring berjalannya waktu pengetahuannya bertambah dengan mampu melihat simbol segitiga, disini anak sudah memiliki kemampuan abstraksi dan pengetahuan siswa meningkat. Siswa bukan hanya dapat mengidentifiaksi ketiga sisinya tapi juga luas dan sudut segitiga. 

Kemudian pada pembelajaran berikutnya siswa sudah dapat menghitung sisi, luas dan sudut segitiga. Selanjutnya pengetahuan siswa bertambah, dimana siswa dapat menganalisis besar sudut, sisi dan luas segitiga dengan menggunakan trigonometri (aturan sinus, cosinus dan tangen). Lalu setelah siswa memahami hubungan sinus cosinus dan tangen siswa mampu menarik kesimpulan mengenai aturan trigonometri dalam bentuk symbol. Semakin meningkatknya pemahaman tentang aturan trigonometri, siswa dapat menghitung tinggi sebuah gedung menggunakan sudut evaluasi dan perbandingan bayangan. Melalui contoh pembelajaran ini kita dapat melihat analogi spiral yaitu pemahaman yang terstruktur dimulai dari ide yang sederhana yaitu bentuk segitiga kemudian berkembang menjadi ide yang kompleks dimana siswa dapat menghitung tinggi dari suatu Gedung. Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun