Mohon tunggu...
E MariaKristine
E MariaKristine Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taksonomi Bloom

15 Desember 2022   23:15 Diperbarui: 15 Desember 2022   23:30 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taksonomi berarti pengkategorian tingkatan atau hierarki sesuatu atau ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi Bloom adalah sebuah konsep tentang kemampuan kognitif dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang psikolog pendidikan berasal dari Amerika Serikat, bernama Bloom bersama dengan rekan-rekannya pada tahun 1956. 

Sejarah taksonomi Bloom berawal pada tahun 1950 ketika sistem pendidikan di sekolah lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa menghafal. Menurut Bloom dan rekan-rekannya, hafalan merupakan tingkat pendidikan yang terendah, masih banyak level yang lebih tinggi yang bisa dicapai untuk menghasilkan anak didik yang kompeten di bidangnya, sehingga pada tahun 1956 mereka berhasil memperkenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang disebut taksonomi Bloom. Taksonomi bloom adalah suatu hierarki yang mengidentifikasikan kemampuan siswa mulai dari yang terendah sampai yang paling tinggi.

Dalam taksonomi Bloom, ia membagi tujuan pendidikan menjadi 3 domain atau ranah kemampuan intelektual yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif menekankan aspek intektual, dan ranah afektif meliputi emosi seperti perasaaan, nilai, moral, minat dan sikap. Sedangkan ranah psikomotorik terkait dengan perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik/kemampuan fisik. 

Ranah kognitif mengklsasifikasikan keahlian berpikir sesuai tujuan yang diharapkan. Ranah kognitif teridir atas 6 level yaitu (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension (pemahaman atau persepsi), (3) aplication (penerapan), (4) anlysis (penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemanduan) dan (6) evaluation (penilaian). Tiga level pertama (terbawah) disebut Lower Order Thinking Skills, dan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill.

 Lower Order Thinking Skills harus dilalui terlebih dahulu agar bisa naik ke tingkat berikutnya. Pada tahun 1994, taksnomi Bloom direvisi oleh muridnya,  dimana pada level 1 diubah menjadi remembering  (mengingat), level 2 understanding (memahami), level 3 application (menerapkan), level 4 analysis (menganalisis), level 5 synthesis (mengevaluasi) dan level 6 creating (mencipta).

Manfaat taksonomi Bloom dalam dunia pendidikan adalah (1)  menyediakan kata kerja operasional bagi guru untuk berdiskusi dalam pemeblajaran dan memberikan penilaian kepada siswa (2) membantu guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat, pada tingkat paling rendah,  sampai pada tahap paling tinggi yaitu menciptakan sesuatu, (3) mendorong pemahaman tingkat tinggi dari siswa. K

eunggulan dari taksonomi Bloom adalah (1) memunginkan pendidikan untuk membuat kegiatan pada siswa (2) membantu pendidik untuk mengembangkan strategi instruksional yang relafan. Taksonomi Bloom juga digunakan sebagai acuan dalam menggunakan kata kerja operasional dalam pembuatan kurikulum. Masalah yang biasa timbul adalah ketika mencari kesepakatan mengenai pemilihan taksonomi Bloom. 

Terkadang pemilihan kata kerja untuk menyatakan tujuan program, kompetensi dasar maupun indikator pencapaian dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) tersebut dirasakan kurang pas dengan apa yang dimaksud oleh penyusun. Sekian dan semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun