E. SUDARYANTO-KOMPASIANA. Dua hari belakangan ini, wacana tentang kemungkinan evaluasi pencalonan Aburizal Bakrie sebagai kadindat Presiden dari Partai Golkar pada PILPRES 2014, mulai muncul di media. Beberapa kader atau elite saling silang pendapat tentang wacana tersebut.
Mungkin ini hanya sebuah dinamika politik intern partai jelang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke IV Partai Golkar pada bulan Oktober 2012 yang akan datang. Namun mungkin juga ini merupakan kelanjutan atau sisa-sisa pergesekan antar kader dan elite partai pada waktu deklarasi "pencapresan" Ketua Umum Partai Golkar itu pada Rapimnas ke III pada bulan Juli yang lalu.
Apapun latar belakang dan realitas yang memunculkan wacana evaluasi "pencapresan" bung Ical itu, jika tidak ditanggapi secara bijaksana dan dewasa, tidak menutup kemungkinan akan memicu terjadinya perpecahan di dalam tubuh Partai Pohon Beringin, yang akan menguras tenaga dan pikiran kreatif. Sehingga para kader dan elite Partai Golkar akan kehilangan fokus pada tujuan awal untuk mengantarkan Sang Ketua Umum menuju kemenangan pada PILPRES 2014 yang akan datang.
Dan indikasi ketidak bijaksanaan dan ketidak dewasaan para elite dan Pimpinan Partai, dalam menangani kader "yang mbalelo" terhadap keputusan Rapimnas III Partai Golkar itu, sudah mulai terdengar! Ancaman hukuman (dikeluarkan dari Partai) terhadap kader yang masih terus "mengusik" atau mempermasalahkan "pencapresan" Aburizal Bakrie, boleh jadi merupakan pilihan penyelesaian masalah yang berpotensi menimbulkan masalah baru yang lebih besar. Mau? (SMG-14092012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H